Skip to main content

Obligasi FIF senilai Rp 1,5 triliun menawarkan bunga menarik

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Federal International Finance (FIF Group) akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun. Perusahaan pembiayaan ini menawarkan kupon yang menarik.

Obligasi kali ini merupakan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan IV (PUB IV) FIF dengan tingkat bunga tetap tahap I pada 2019, yang telah mendapatkan rating idAAA dari lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefiindo).

Obligasi yang akan diterbitkan oleh FIF terdiri dari dua seri, yakni Seri A dengan tenor 370 hari, dan Seri B dengan tenor 36 bulan. FIF menawarkan tingkat bunga sebesar 7,25% hingga 8% untuk Seri A, dan 8% hingga 9% untuk Seri B.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, obligasi tenor pendek satu hingga tiga tahun ini cocok dibandingkan dengan suku bunga BI 7 days reverse repo rate (7DRRR). Dengan tidak adanya rencana kenaikan suku bunga BI dalam waktu dekat ini, Eric menilai tawaran kupon pada obligasi FIF sudah menarik.

Senada, Ekonom Pefindo Fikri C. Permana juga menilai obligasi ini menarik karena jika merujuk pada rating obligasi FIF yang berada di AAA per 13 Mei. Spread credit untuk obligasi dengan rating AAA menurut matrix IBPA dengan tenor 1-2 tahun berada di angka 115,75 bps- 118,95 bps.

Sementara, yield SUN 1 tahun di periode yang sama berada di 6,6%. Oleh karena itu berdasarkan benchmark yield seharusnya berada di sekitar 7,7%. Sedangkan, tawaran obligasi FIF seri A masih lebih tinggi.

Begitu pun dengan obligasi FIF seri B, Fikri menghitung yield wajar obligasi tenor tiga tahun berada di 8,41% dan kupon obligasi FIF berada di atasnya.

"Secara umum, perbandingan dengan acuan yield bisa dijadikan patokan, tetapi data tersebut belum memasukkan faktor risiko premium atau sentimen yang dimiliki masing-masing investor sehingga yield dari masing-masing investor juga akan berbeda," kata Fikri, Senin (13/5).

Masa penawaran awal obligasi FIF dilaksanakan mulai dari tanggal 13 sampai 27 Mei 2019. Rencananya pencatatan obligasi ini akan direncanakan pada tanggal 26 Juni 2019 di Bursa Efek lndonesia.


Tulisan diatas juga dapat dilihat pada tautan berikut:
https://investasi.kontan.co.id/news/obligasi-fif-senilai-rp-15-triliun-menawarkan-bunga-menarik

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...