Skip to main content

Antisipasi pasar dan intervensi BI menopang penguatan rupiah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Intervensi Bank Indonesia berpotensi mendongkrak penguatan rupiah terhadap dollar AS di awal pekan. Mengutip Bloomberg, Jumat (24/5), rupiah tercatat menguat 0,61% ke Rp 14.392 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah juga tercatat menguat 0,40%.

Sedangkan, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tercatat menguat 0,42% menjadi Rp 14.451 per dollar AS. Sepekan lalu, rupiah menguat 0,12%.

Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana mengatakan, demonstrasi hasil Pemilihan Presiden 2019 yang sempat ricuh pada akhirnya dapat dikendalikan dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat secara berlarut-larut. Kondisi ini turut membawa sentimen positif pada nilai tukar rupiah di akhir pekan lalu.

Sentimen global, seperti perang dagang AS dan China pun sudah diantisipasi pelaku pasar. "Dari yield US Tresury sudah semakin rendah menyebabkan risiko investasi di negara berkembang juga jadi menarik untuk dilirik investor asing dan rupiah bisa terapresiasi," kata Fikri, Jumat (24/5).

Penurunan harga minyak dunia yang semakin menjauh dari US$ 70 per barel turut menjadi sentimen positif bagi rupiah. Per akhir pekan lalu berdasarkan data Bloomberg, harga minyak Brent bertengger di US$ 68,69 per barel.

Fikri memproyeksikan, rupiah Senin (27/5) berpotensi menguat di rentang Rp 14.350 per dollar AS hingga Rp 14.490 per dollar AS.

Senada, Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah akan stabil di pekan depan dan berpotensi menguat karena adanya pengusaha di dalam negeri membantu pemerintah menstabilkan rupiah dengan menjual dollar AS secara besar-besaran. "Perbankan juga aktif di dalam pasar valas, sehingga mendukung pergerakan nilai tukar yang stabil dan bisa mengalami penguatan," kata Ibrahim.

Selain itu, Bank Indonesia (BI), Ibrahim amati juga terus berada di pasar melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental, baik melalui intervensi valas maupun pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder.

Untuk perdagangan di awal pekan, Ibrahim memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 14.380 per dollar AS hingga Rp 14.465 per dollar AS.



Tulisan diatas juga dapat dilihat pada tautan berikut:
https://investasi.kontan.co.id/news/antisipasi-pasar-dan-intervensi-bi-menopang-penguatan-rupiah

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...