Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2019

CDS berpotensi turun jika suku bunga AS tidak naik

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan indeks persepsi risiko atau Credit Default Swap (CDS) diproyeksikan bisa menurun jika The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga acuannya. CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 108,75 pada perdagangan, Jumat (24/5). Dalam sepekan level tersebut naik 3,46 basis poin dan semakin meninggalkan level terendahnya di 82,40 sejak Maret lalu. Kompak, CDS Indonesia tenor 10 tahun juga cenderung naik ke level 183,00 pada perdagangan Kamis (23/5). CDS 10 tahun ini juga semakin meninggalkan level terendahnya di 157,85 sejak April lalu. Ekonom Pefindo Fikri C. Permana memproyeksikan, ke depan CDS berpotensi turun, karena kini yield US Treasury dalam tren menurun akibat perekonomian AS yang tak signifikan tumbuh dan kepastian The Fed yang mengatakan akan menahan kenaikan tingkat suku bunga acuannya. "Harusnya ke depan level CDS bisa turun karena sentimen di emerging market telah membaik dengan terlaksananya pemilu di Indonesia dan Indi...

CDS Indonesia kembali naik dipicu situasi politik dalam negeri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen global masih kuat menekan persepsi risiko investasi Indonesia bergerak ke level yang semakin buruk. Apalagi, kondisi politik dalam negeri yang memanas juga turut mengikis kepercayaan investor asing. Mengutip Bloomberg, indeks persepsi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun berada di level 108,75 pada perdagangan, Jumat (24/5). Dalam sepekan level tersebut naik 3,46 basis poin dan semakin meninggalkan level terendahnya di 82,40 sejak Maret lalu. Kompak, CDS Indonesia tenor 10 tahun juga cenderung naik ke level 183,00 pada perdagangan Kamis (23/5). CDS 10 tahun ini juga semakin meninggalkan level terendahnya di 157,85 sejak April lalu. Sekadar informasi, level CDS yang semakin tinggi menunjukkan kekhawatiran investor asing terhadap investasi di pasar Indonesia semakin tinggi. Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga mengatakan kondisi politik dalam negeri yang sempat memanas memang mempengaruhi level CDS ja...

Antisipasi pasar dan intervensi BI menopang penguatan rupiah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Intervensi Bank Indonesia berpotensi mendongkrak penguatan rupiah terhadap dollar AS di awal pekan. Mengutip Bloomberg, Jumat (24/5), rupiah tercatat menguat 0,61% ke Rp 14.392 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah juga tercatat menguat 0,40%. Sedangkan, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tercatat menguat 0,42% menjadi Rp 14.451 per dollar AS. Sepekan lalu, rupiah menguat 0,12%. Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana mengatakan, demonstrasi hasil Pemilihan Presiden 2019 yang sempat ricuh pada akhirnya dapat dikendalikan dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat secara berlarut-larut. Kondisi ini turut membawa sentimen positif pada nilai tukar rupiah di akhir pekan lalu. Sentimen global, seperti perang dagang AS dan China pun sudah diantisipasi pelaku pasar. "Dari yield US Tresury sudah semakin rendah menyebabkan risiko investasi di negara berkembang juga jadi menarik untuk dilirik investor asing dan rupiah bisa terapresiasi," kata Fikri, Jumat (...

Ini penyebab penjualan ST004 melampaui target awal pemerintah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Sukuk Negara Tabungan seri ST004 tergolong laris di mata investor ritel. Instrumen ini berhasil terjual sebanyak Rp 2,63 triliun atau oversubscribed sekitar 1,3 kali dari target indikatif awal sebesar Rp 2 triliun. Angka penjualan ST004 juga lebih tinggi ketimbang Saving Bond Ritel seri SBR006 yang ditawarkan bulan lalu sebesar Rp 2,26 triliun. Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, tingginya angka penjualan ST004 dipengaruhi oleh tingkat imbalan awal untuk instrumen tersebut sebesar 7,95%. Angka ini dinilai masih cukup menarik kendati lebih rendah dibandingkan tingkat kupon Surat Berharga Negara (SBN) ritel lainnya yang bisa di atas 8%. “Kuponnya menarik apalagi sudah ada sinyal Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan di semester kedua,” kata Eric, Jumat (24/5). Menurutnya, dengan potensi penurunan suku bunga acuan di masa mendatang, kemungkinan besar kupon atau imbalan SBN ritel j...

Situasi politik nasional memanas, pasar obligasi terancam

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia tengah berada dalam ancaman. Belum usai sentimen negatif dari global, pasar obligasi kali ini tertekan oleh situasi politik dalam negeri yang memanas. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana menyampaikan, suhu politik Indonesia tengah meningkat pasca pengumuman hasil pilpres pada Selasa (21/5).  Hal ini tentu berdampak negatif bagi pasar obligasi domestik, walaupun sentimen ini diyakini bersifat temporer. Sebagai catatan, sentimen negatif tersebut mendorong kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun ke level 8,06% pada hari ini. Artinya, sudah empat hari secara beruntun yield SUN 10 tahun bertengger di area 8%. Beruntung, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) masih mampu menguat tipis 0,03% di hari ini ke level 248,07. Namun, tetap saja, dalam satu pekan terakhir indeks obligasi Indonesia tersebut terkoreksi 0,29%. Memanasnya situasi politik Indonesia jelas menambah panjang der...

Permintaan lelang SUN masih berpeluang mencapai Rp 30 triliun

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semakin surutnya permintaan Surat Utang Negara (SUN) saat ini, disebabkan oleh berbagai faktor. Selain permintaan yang turun, kondisi ekonomi baik global maupun domestik juga menjadi salah satu faktornya. Namun, permintaan SUN masih berpeluang untuk naik ke depan. Penurunan minat SUN tampak pada lelang hari ini, Selasa (21/5). Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemkeu), total penawaran lelang Surat Utang Negara (SUN) mencapai Rp 26,20 triliun. Tapi, pemerintah hanya memenangkan Rp 10,80 triliun dari total penawaran masuk. Angka ini pun lebih rendah daripada target indikatif Rp 15 triliun. Ekonom Pefindo Fikri C Permana Pefindo mengungkapkan ada dua hal yang menyebabkan jumlah serapan SUN pemerintah per 21 Mei hanya Rp 10,8 triliun. Pertama, karena permintaan relatif lebih kecil dari biasanya di atas Rp 30 triliun. Bahkan, bandingkan dengan dua minggu lalu saat tensi trade war mulai mem...

Kinerja Racikan Pefindo25 Paling Ciamik di Bursa Saham

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di antara berbagai indeks acuan saham yang tertekan saat ini, Pefindo25 menjadi satu-satunya indeks berkinerja positif jika dihitung sejak akhir tahun lalu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks yang memasukkan saham berkapitalisasi pasar kecil menengah sebagai konstituennya ini naik 3,43% sejak awal 2019. Keadaan tersebut jauh berbeda dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun hingga 5,93%. Indeks saham kapitalisasi kecil menengah likuid keluaran BEI, SMC Liquid, juga minus 4% (lihat tabel). Head of Economist Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan, bukan tanpa alasan indeks Pefindo25 bisa bertahan. Menurut dia, hal tersebut tidak lepas dari perubahan atau rebalancing konstituen saham di awal Februari 2019. Perubahan itu diikuti penentuan batas maksimal aset perusahaan yang masuk indeks Pefindo25, dari sebelumnya Rp 5 triliun menjadi senilai Rp 10 triliun. Lalu ada penambahan aspek return on asset (ROA) dan...

Penerbitan surat utang yang mendapat rating Pefindo mencapai Rp 29,22 triliun

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 13 Mei 2019, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan surat utang yang Pefindo memberi peringkat mencapai Rp 29,22 triliun. Sementara, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di periode yang sama jumlah penerbitan surat utang nasional mencapai Rp 36,41 triliun. Dari jumlah tesebut, jenis surat utang yang paling banyak para emiten luncurkan adalah obligasi dengan jumlah Rp 26,57 triliun secara nasional dan Rp 20,63 triliun yang Pefindo beri peringkat. Sementara, jumlah penerbitan medium term notes (MTN) secara nasional sebesar Rp 5,1 triliun dan Rp 4,6 triliun yang Pefindo beri rating. Selanjutnya secara nasional, jumlah penerbitan sukuk dan sekuritisasi mencapai Rp 4,31 triliun dan Rp 432 miliar. Sedangkan, jumlah penerbitan sukuk dan sekuritisasi yang mendapat rating dari Pefindo berjumlah Rp 3,56 triliun dan Rp 423 miliar. Fikri C. Permana, ekonom Pefindo memproyeksikan pertumbuhan surat utang ...

Pefindo: Perang Dagang Bikin Emiten Ogah Rilis Obligasi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai perang dagang antara AS-China yang semakin tereskalasi akan berdampak pada turunnya minat penerbitan surat utang (obligasi) korporasi di dalam negeri. Pasalnya, yield (imbal hasil) surat utang yang akan diterbitkan bisa meningkat sehingga membebani beban bunga (cost of fund) perusahaan penerbit. Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan perang dagang memberikan sentimen negatif untuk seluruh negara berkembang alias emerging market termasuk Indonesia. Salah satunya adalah menyebabkan terjadinya aliran dana asing keluar (capital outflow) yang menunjukkan terjadinya penurunan minat asing untuk berinvestasi di Indonesia.  "Memang trade war pengaruhnya ke sentimen dan yield surat utang korporasi," kata Fikri di kantornya, Rabu (15/5). "Sentimennya negatif trade war ke emerging market. Bisa dari pengaruh capital inflow sudah tersendat masuk padahal di kuartal I-2019 jumlahnya lumayan ba...

Obligasi FIF senilai Rp 1,5 triliun menawarkan bunga menarik

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Federal International Finance (FIF Group) akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun. Perusahaan pembiayaan ini menawarkan kupon yang menarik. Obligasi kali ini merupakan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan IV (PUB IV) FIF dengan tingkat bunga tetap tahap I pada 2019, yang telah mendapatkan rating idAAA dari lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (Pefiindo). Obligasi yang akan diterbitkan oleh FIF terdiri dari dua seri, yakni Seri A dengan tenor 370 hari, dan Seri B dengan tenor 36 bulan. FIF menawarkan tingkat bunga sebesar 7,25% hingga 8% untuk Seri A, dan 8% hingga 9% untuk Seri B. Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja mengatakan, obligasi tenor pendek satu hingga tiga tahun ini cocok dibandingkan dengan suku bunga BI 7 days reverse repo rate (7DRRR). Dengan tidak adanya rencana kenaikan suku bunga BI dalam waktu dekat ini, Eric menilai tawaran kupon pada obligasi FIF sudah menarik. Senada, Ekono...

Yield beranjak naik, korporasi tetap gencar terbitkan obligasi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah yield obligasi negara beranjak naik, korporasi tetap gencar menerbitkan surat utang meski yield obligasi korporasi juga ikut terkerek. Mengutip Bloomberg, yield surat utang negara tenor tiga tahun bertengger di 7,21% per Senin (13/5). Angka tersebut naik 0, 28% dari hari sebelumnya dan naik 0,69% dalam sepekan. Tren kenaikan yield tersebut juga membuat yield atau kupon obligasi yang ditawarkan korporasi ikut naik. Fikri C. Permana, ekonom Pefindo mengatakan jika yield obligasi negara naik maka biasanya yield obligasi korporasi akan ikut naik lebih tinggi. "Jika yield surat utang negara naik 50 basis poin, yield surat utang korporasi bisa naik 60-70 bps," kata Fikri, Senin, (13/5). Lebih tingginya yield surat utang korporasi dibanding surat utang negara sering terjadi untuk mengompensasi faktor risiko yang lebih tinggi di obligasi korporasi. Meski yield sedang dalam tren kenaikan, kebutuhan korporasi untuk membiayai usaha dan membaya...

Tembus level 8%, yield SUN bertenor 10 tahun sulit turun dalam waktu dekat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yield Surat Utang Negara (SUN) masih terus mendaki. Mengutip Bloomberg, yield SUN seri acuan tenor 10 tahun atau FR0078 berada di level 8,03%. Ini pertama kalinya yield SUN 10 tahun menyentuh area 8% sejak pertengahan Februari silam. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menilai, tren kenaikan yield SUN yang lebih lanjut masih sangat mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Ini mengingat risiko global tengah meningkat setelah AS akan kembali menaikkan tarif impor produk China sebesar 25% atau US$ 325 miliar pada akhir pekan nanti. Efek perang dagang tersebut juga memukul nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pergerakan kurs rupiah sendiri cukup berkorelasi dengan arah yield SUN. Selain itu, data-data ekonomi Indonesia juga belum mampu mendorong yield SUN untuk kembali turun. “Harga minyak dunia juga masih berada di level yang cukup tinggi, sehingga bisa membebani neraca dagang di bulan April dan Mei,” ujar Fikri, hari ini. Menurutn...

Pelonggaran pembelian SUN private placement, indikasikan pemerintah butuh dana besar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) menurunkan batas minimal penawaran pembelian Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana domestik yang dilakukan dengan cara private placement. Strategi ini, dinilai ekonom, mengindikasikan kebutuhan pemerintah untuk mendapatkan sumber pembiayaan. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana, menjelaskan, pemerintah sejatinya bisa memperoleh sumber pembiayaan melalui berbagai instrumen. "Utamanya dari penerimaan pajak, atau melalui penerbitan SUN biasa maupun dengan cara private placement," ujarnya, Selasa (7/5). Namun, seperti yang diketahui, kinerja penerimaan pajak dalam negeri melempem di sepanjang kuartal I-2019 yaitu hanya tumbuh 1,8% year on year (yoy) atau sebesar Rp 249 triliun per akhir Maret. Hingga akhir tahun, pemerintah mematok target penerimaan pajak sebesar Rp 1.577,6 triliun. Oleh karena itu Fikri menilai, selain untuk memperluas basis investor dan nilai penerbitan, kebijakan ...

Perang dagang memanas lagi, nilai kepemilikan asing di SBN berpotensi tergerus lagi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di atas kertas potensi keluarnya dana investor asing dari pasar obligasi Indonesia masih cukup terbuka dalam waktu dekat. Pasalnya, kondisi global juga kurang mendukung bagi pergerakan pasar obligasi dalam negeri. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana beralasan, hal ini terjadi setelah eskalasi perang dagang antara AS dan China kembali memanas akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan menaikkan lagi tarif impor produk asal China sebesar 25%. Sentimen tersebut membuat para investor global berbondong-bondong menghindari aset-aset berisiko untuk sementara waktu. Selain itu, hasil data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2019 sebesar 5,07% (yoy) tampak belum cukup memberikan kepercayaan bagi investor asing. Sebab, hasil tersebut hanya naik sedikit dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yaitu 5,06% (yoy) dan lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 5,2% (yoy). Stagnannya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia d...

Investor asing catat net di pasar SBN sebanyak Rp 6,78 triliun sepanjang April

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beragam sentimen negatif mendorong terjadinya aksi jual atau net sell oleh investor asing di pasar obligasi Indonesia dalam sebulan terakhir. Berdasarkan keterangan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu), nilai kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) berkurang Rp 6,78 triliun sepanjang bulan April lalu menjadi Rp 960,34 triliun. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menyampaikan, investor asing mulai tampak melakukan penjualan obligasi di pertengahan April lalu. Terbukti, pada 15 April lalu total kepemilikan asing di SBN sempat menyentuh level Rp 953,14 triliun, padahal sehari sebelumnya berada di level Rp 968,40 triliun. Walau tidak menyebut secara rinci, Fikri menilai, hal tersebut cukup dipengaruhi oleh adanya sejumlah obligasi pemerintah yang jatuh tempo di periode pertengahan April. Namun, karena waktunya berdekatan dengan pelaksanaan pemilu, belum semua nilai obligasi yang jatuh tempo ini diinv...

SBN Ritel : Target Indikatif Masih Bisa Dicapai

Bisnis.com, JAKARTA— Target indikatif penjualan instrumen surat berharga negara ritel seri-seri berbasis tabungan masih bisa dicapai oleh pemerintah. Hal itu masih dimungkinkan kendati diperkirakan akan terhambat oleh naiknya tingkat konsumsi masyarakat selama periode Ramadan dan lebaran. Pemerintah melalui kementerian keuangan pada Jumat (3/5/2019) kembali menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara berbasis tabungan dengan seri ST004. Bulan lalu, pemerintah juga menerbitkan SBN konvensional dengan seri SBR006. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Luky Alfirman mengatakan, target ST-004 senilai Rp2 triliun tergolong moderat dan mirip dengan seri sebelumnya. Luky mengharapkan dengan asumsi adanya Tunjangan Hari Raya (THR), masyarakat bisa mulai menyisihkan untuk berinvestasi lebih besar. Namun, kata Luky, hal itu memang tidak bisa langsung direalisasikan, dengan mempertimbangkan tingginya tingkat konsumsi menjelang Ramadan.  "Kami memang memperhitungkan THR,...