Skip to main content

Tobin’s Keynesianism_Review

Robert W. Dimand
Tobin’s Keynesianism
Interest rate dalam mempengauhi dan menjelaskan motif-motif yang dijelaskan Keynes dalam mempengaruhi money demand.
Role of interest rate in the demand for money
1) Transaction Demand
Komponen demand for money berhubungan negative dengan interest rate. Artinya jika interest rate naik, jumlah uang cash yang dipegang untuk tujuan transaksi akan berkurang, dan sebaliknya.
2) Precautionary Demand
Precautionary Demand berhubugan negatif dengan interest rate. Artinya jika interest rate naik, maka opportunity cost dari memegang uang dalam precautionary motive juga naik, karenanya money balances pun akan turun.
3) Speculative Demand
Dengan berasumsi bahwa kebanyakan orang bersifat risk-averse, dan return of money adalah nol. Hal ini karena Bonds berfluktuasi, beresiko tinggi, dan terkadang memiliki return negative. Karenanya dia menyarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio (antara uang dan bonds) sebagai bentuk penyimpanan kekayaan (wealth).
1. Negara-negara industry modern, wages merespon secara lambat excess demand dan supply. Karenanya fluktuasi akan berefek pada harga dan real output. Sehingga akan menimbulkan involuntary unemployment.
2. Keynes menyatakan bahwa real wage sama dengan marginal product of labour (karenanya perekonomian akan kompetitif dalam labour demand curve), dan menolak pernyataan bahwa utility of the real wage sama dengan marginal disutility of labour (dalam labour supply curve perekonomian)

Price Market, Unemployment, Output
1.Walras-Keynes-Phillips model
Output akan semakin diverge dari potential output setelah terjadinya negative demand shock.
2.The stabilizing Pigou-Haberler real balance effect of a lower price level
Kenaikan real value outside of money, artinya terjadi peningkata wealth dan konsumsi dapat menyebabkan efek ketidakstabilan dari penurunan price level.
Tobin mensahkan asset demand functions (termasuk money demand) dan keputusan consumption decisions dalam optimizing behavior of rational individuals, seterusnya menambahkan constraints dan stock-flow consistency dalam model Keynes. Tapi dia menolak model representative dengan labour market-clearing dala mengidentifikasi masalah makroekonomi.

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...