Hal pertama yang mesti dihadapi oleh negara-negara berpendapatan rendah untuk keluar dari stagnasi dan mencapai pembangunan ekonomi modern adalah akselerasi pertumbuhan populasi dan relative berkurangnya sumber daya alam yang tersedia.
1 Population Growth in Economic Development
Masalah populasi yang dihadapi developing economies adalah; Pertama, pertumbuhan populasi yang sangat cepat dalam fase awal pembangunan. Kedua, pembangunan ekonomi yang tidak mempertimbangkan faktor sumber daya alam (seperti dengan tidak memperhitungkan faktor kesehatan , dan sebagainya).
1.1 Historical changes in world population
Ledakan penduduk (population explosion) merupakan fenomena yang telah diprediksi sejak beberapa decade setelah terjadinya perang dunia-I.
Data diatas merupakan berdasarkan berbagai estimasi yang dilakukan Simon Kuznets, ditambah estimasi dari PBB. Informasi utama yang didapat dari table diatas adalah perbedaan pola pertumbuhan populasi antara area Europe settlement (terdiri dari Eropa sendiri, Amerika dan Australasia yang memiliki banyak migrant eropa), dengan wilayah lainnya (afrika, Asia termasuk Timur Tengah), merujuk pada klasifikasi Kuznet.
1.2 Demographic Tansition
Secara simpel, Natural Rate of population growth (NR) = Birth Rate (BR) – Death Rate (DR). Teori transisi demografi merupakan perubahan NR akibat perubahan BR dan DR. Teori ini mengasumsikan baik death rate dan birth rate tinggi pada premodern societies dengan natural rate yang rendah; seiring dengan dimulainya pembangunan ekonomi modern, ditandai dengan detah rate yang makin rendah dan birth rate yang konstan, sehingga menciptakan peningkatan natural rate; pada tahap kedua death rate berhenti menurun, tapi birth rate tetap dan menimbulkan growth rate yang tinggi; pada fase ketiga, birth rate mulai menurun sampai pada tingkat yang sama dengan death rate, sehingga menciptakan pertumbuhan populasi yang rendah.
1.3 The Case of India
Transisi yang terjadi di India ditandai dengan penurunan death-rate dari 40 per-seribu di tahun 1920-an menjadi kurang dari 20 per-seribu pada 1960-an (fase pertama), sementara birth rate relati stabil pada tingkat 40 per-seribu. Dan tidak seperti UK, di India tahap 2 langsung di-skip dan tahap 3 ditandai dengan penurunan parallel birth-dan death rate.
2 Economic Theories of Population Growth
2.1 The Malthus Model
Model ini digambarkan dengan garis GG, yang menggambarkan hubungan antara wage rate(W) atau suatu rata-rata income per labor dan growth rate of population (N/N).
2.2 The Household Utility Maximization Model
Gambar di bawah menggambarkan suatu model yang mengikuti Leibenstein approach. Dimana diasumsikan orangtua memiliki satu satunya decision-making power dalam suatu rumah tangga dan suami ataupun istri memiliki fungsi utility yang sama.
Parents utility dalam memiliki anak didasarkan pada;
1. Instinctive pleasure
2. Expected income from children for the house hold
3. Security for parents during old-age
Dilain pihak disutility dari memiliki anak digeneralisasi dari;
1. Physical and psycological hardships in bearing and rearing children
2. Cost paid for bearing and rearing children
3. Opportunity cost of parents labour used for child bearing and rearing
1 Population Growth in Economic Development
Masalah populasi yang dihadapi developing economies adalah; Pertama, pertumbuhan populasi yang sangat cepat dalam fase awal pembangunan. Kedua, pembangunan ekonomi yang tidak mempertimbangkan faktor sumber daya alam (seperti dengan tidak memperhitungkan faktor kesehatan , dan sebagainya).
1.1 Historical changes in world population
Ledakan penduduk (population explosion) merupakan fenomena yang telah diprediksi sejak beberapa decade setelah terjadinya perang dunia-I.
Data diatas merupakan berdasarkan berbagai estimasi yang dilakukan Simon Kuznets, ditambah estimasi dari PBB. Informasi utama yang didapat dari table diatas adalah perbedaan pola pertumbuhan populasi antara area Europe settlement (terdiri dari Eropa sendiri, Amerika dan Australasia yang memiliki banyak migrant eropa), dengan wilayah lainnya (afrika, Asia termasuk Timur Tengah), merujuk pada klasifikasi Kuznet.
1.2 Demographic Tansition
Secara simpel, Natural Rate of population growth (NR) = Birth Rate (BR) – Death Rate (DR). Teori transisi demografi merupakan perubahan NR akibat perubahan BR dan DR. Teori ini mengasumsikan baik death rate dan birth rate tinggi pada premodern societies dengan natural rate yang rendah; seiring dengan dimulainya pembangunan ekonomi modern, ditandai dengan detah rate yang makin rendah dan birth rate yang konstan, sehingga menciptakan peningkatan natural rate; pada tahap kedua death rate berhenti menurun, tapi birth rate tetap dan menimbulkan growth rate yang tinggi; pada fase ketiga, birth rate mulai menurun sampai pada tingkat yang sama dengan death rate, sehingga menciptakan pertumbuhan populasi yang rendah.
1.3 The Case of India
Transisi yang terjadi di India ditandai dengan penurunan death-rate dari 40 per-seribu di tahun 1920-an menjadi kurang dari 20 per-seribu pada 1960-an (fase pertama), sementara birth rate relati stabil pada tingkat 40 per-seribu. Dan tidak seperti UK, di India tahap 2 langsung di-skip dan tahap 3 ditandai dengan penurunan parallel birth-dan death rate.
2 Economic Theories of Population Growth
2.1 The Malthus Model
Model ini digambarkan dengan garis GG, yang menggambarkan hubungan antara wage rate(W) atau suatu rata-rata income per labor dan growth rate of population (N/N).
2.2 The Household Utility Maximization Model
Gambar di bawah menggambarkan suatu model yang mengikuti Leibenstein approach. Dimana diasumsikan orangtua memiliki satu satunya decision-making power dalam suatu rumah tangga dan suami ataupun istri memiliki fungsi utility yang sama.
Parents utility dalam memiliki anak didasarkan pada;
1. Instinctive pleasure
2. Expected income from children for the house hold
3. Security for parents during old-age
Dilain pihak disutility dari memiliki anak digeneralisasi dari;
1. Physical and psycological hardships in bearing and rearing children
2. Cost paid for bearing and rearing children
3. Opportunity cost of parents labour used for child bearing and rearing
Comments