Skip to main content

Liquidity Preference Theory Revisited—To Ditch or to Build on It? (2005)_Review

Author(s)
Jörg Bibow
Judul Penelitian
Liquidity Preference Theory Revisited—To Ditch or to Build on It? (2005)
Hipotesis
Keynes liquidity preference theory menambahkan teori klasik yang tidak memasukkan unsur interest rate sebagai hal yang mempengaruhi money demand sebagai hal yang efektif dalam kebijakan moneter yang dilakukan
Teori yang digunakan
Real money balances ((Md/P) merupakan aggregasi dari L1 - yakni Transaction Motive dan Precautionary motive yang berhubungan positif dengan real income (Y) - serta speculative motive (L2) yang berhubungan negative dengan tingkat suku bunga (i).

Penjelasan singkat
Pada Keynes Liquidity Preference Theory, terdapat 3 motif dalam memegang uang;
1) Transaction Motive
Komponen utama yang mempengaruhi demand for money adalah level transaksi masyarakat yang berpengaruh secara proporsional dengan income
2) Precautionary motive
Motif ini lebih disebabkan oleh kebutuhan yang mungkin timbul di masa datang, motif inipun dipengaruhi secara proporsional oleh income seseorang.
3) Speculative motive
Motif ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dalam hubungannya kepada wealth seseorang. Dimana wealth akan diletakkan dalam bentuk money dan bonds.



Hal ini dapat dijelaskan dengan model berikut;
Artinya; real money balances (Md/P) berkorelasi negative dengan interest rate (i), dan berhubungan positif dengan real income (Y).

Karenanya Liquidity preference dapat dituliskan;

Dengan mengasumsikan Md=M, maka money market equilibrium menjadi;

Model diatas mengindikasikan bahwa Velocity (V) merupakan sumber fluktuasi.
Data yang digunakan
Kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral, Interest Rate, Price-Market
Metodologi/Model empiris yang digunakan untuk menguji hipotesis
1. The Keynes Mechanism
Terdapatnya subtitusi antara memegang uang atas dasar transactions motive (sebagai fungsi income) dan speculative motive (sebagai fungsi rate of interest) di IS-LM.
2. Keynes’s Vision Of Monetary Policy And Financial Markets
Terms of finance dideterminasi dari financial system in dalam berbagai level of incomes dan employment yang tercapai. Market adjustment mechanisms menemukan adanya lack di loanable funds mechanism atau impractical dan risky (downward wage flexibility).
3. The Liquidity Preference Theory Of Bank Behavior
Keputusan portfolio antara bank dan masyarakat tergantung pada keseimbangan ìrelative attractions dalam berbagai bentuk wealth yang tersedia (termasuk ekspektasi terhadap future securities prices).
4. Follow Your Leader Or Not
Metode normal dan orthodox dimana bank sentral dapat menggunakan kekuatannya untuk memudahkan (atau stiffening) saat credit sulit berjalan. Ini dapat menyebabkan peningkatan uncertainty dan nenyebabkan financial sentiment, serta menyebabkan unsual gap antara borrowers dan lenders di longterm-market.
5. Expectations Management And Liquidity Traps
Adanya speculative motive menyebabkan perubahan liquidity di masyarakat terutama disebabkan adanya perubahan persepsi masyarakat yang dapat menyebabkan Liquidity trap.
Kesimpulan
Terdapatnya interaksi dua arah antara bank sentral dan bank umum sehingga diperlukan saling pengertian antara keduanya agar kebijakan moneter yang dilakukan dapat menjadi efektif.
Serta perlu diperhatikan adanya market forward-looking dalam merespon kebijakan yang dilakukan oleh pemangku kebijakan moneter.

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...