Skip to main content

Milton Friedman And The Monetarist Counter-Revolution: A Re-Appraisal_Review

Author(s)
Thomas I. Palley
Judul Penelitian
Milton Friedman And The Monetarist Counter-Revolution: A Re-Appraisal
Hipotesis
Money supply fluctuation merupakan sumber kegagalan passer makro
Teori yang digunakan
Friedman’s Modern Quantity Theory Of Money
Penjelasan singkat
Demand for money merupakan fungsi dari resources yang tersedia dari indvidu-individu dan expected returns dari asset relative lainnya terhadap expected return on money;

Atau

Dimana;
Md/P; real money balances
Yp ; permanent income
Ukuran Friedman Wealth;
rb ; expected return on bonds
rm ; expected return on money
re ; expected return on equity (common stock)
e ; expected inflation rate
w ; proportion of human wealth and non-human
wealth
u ; factor lainnya yang mempengaruhi demand for
money

Data yang digunakan
interest rates, bonds prices, money returns, equity prices, price of goods, rate of inflation di U.S
Metodologi/Model empiris yang digunakan untuk menguji hipotesis
IS-LM Walras Law;
1.
Adanya constraint dalam pasar barang. Ini menunjukkan disequiibrium pada pasr barang akibat unplanned inventory adjustments.
2. Finansial sector walras law

Persamaan ini menunjukkan disequilibrium pada pasar uang disebabkan disequilibrium pada the bond market, merujuk pada
adjustment of interest rates
1.Single constraint walras law;

Artinya disequilibrium di pasar uang akan berdampak langsung pada disequilibrium di pasar barang.
4.IS-LM schedule


Kesimpulan
Friedman theory dapat digunakan dalam penelitian business cycle, dimana fluktuasi money supply tidak memiliki long-run effect terhadap real output, ataupun terhadap short-run effect apabila komponen-komponen yang mungkin berfluktuasi telah diantisipasi, terutama oleh otoritas moneter.
Perekonomian dengan pasar terbuka bersifat stabil pada dasarnya dan bukanlah sebagai ancaman bagi kegagalam makroekonomi.

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...