Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2012

Ini Jakarta (dr Kalibata City)

Kota Kudus (Oktober 2011)

BREAKING THE NATURAL RESOURCES CONSTRAINT

1 Potential of Science-Based Agriculture Dalam 50 tahun terakhir, populasi dunia meningkat sekitar 2,5 kali lipat, sementara tanah pertanian hanya meningkat kurang dari 30 persen. Walaupun tanah pertanian perkapita yang tersedia menurun hampir setengahnya, namun output biji-bijian (grain) meningkat sebesar 30%. Dan sesuai proyeksi FAO (2003), dimana peningkatan produksi biji-bijian (grain) akan melambat hingga 2030, serta merujuk pada pelambatan tingkat pertumbuhan populasi, output percapita biji-bijian (grain) akan meningkat secara moderat pada level 0,3% per tahun. Merujuk pula pada International Food Policy Research Institute (IFPR) yang memprediksi harga riil biji-bijjian pada pasar internasional akan menurun sebesar 10 persen dari tahun 1997 hingga 2020 (Rosegrant et al.,1995; Pinstrup-Andersen et al., 2001). Pertanyaannya, kenapa peningkatan produksi makanan dapat terjadi sementara lahan menjadi lebih terbatas. Jawaban paling utama adalah peningkatan “science-based agriculture”. ...

POPULATION GROWTH AND CONSTRAINT OF NATURAL RESOURCES

Hal pertama yang mesti dihadapi oleh negara-negara berpendapatan rendah untuk keluar dari stagnasi dan mencapai pembangunan ekonomi modern adalah akselerasi pertumbuhan populasi dan relative berkurangnya sumber daya alam yang tersedia. 1 Population Growth in Economic Development Masalah populasi yang dihadapi developing economies adalah; Pertama, pertumbuhan populasi yang sangat cepat dalam fase awal pembangunan. Kedua, pembangunan ekonomi yang tidak mempertimbangkan faktor sumber daya alam (seperti dengan tidak memperhitungkan faktor kesehatan , dan sebagainya). 1.1 Historical changes in world population Ledakan penduduk (population explosion) merupakan fenomena yang telah diprediksi sejak beberapa decade setelah terjadinya perang dunia-I. Data diatas merupakan berdasarkan berbagai estimasi yang dilakukan Simon Kuznets, ditambah estimasi dari PBB. Informasi utama yang didapat dari table diatas adalah perbedaan pola pertumbuhan populasi antara area Europe settlement (terdiri dari Er...

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (SUATU TINJAUAN DESKRIPTIF)

I. Pendahuluan Pendidikan merupakan bidang yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pembangunan modal manusia (human capital), seterusnya hal ini berkaitan dengan motor (genuine) penggerak pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini semakin menjadi fokus perhatian sejak munculnya Model Pertumbuhan Solow (Solow Growth Model), atau juga dikenal dengan Solow-Swan Model yang dikenalkan pada tahun 1956, yang menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi suatu negara harus memperhatikan setidaknya dua faktor produksi yakni modal manusia (human capital) dan modal financial (financial capital). Kedua modal tersebut tercermin dari jumlah tenaga kerja dan teknologi yang ada (akibat pembangunan human capital), disamping aspek finansial (financial capital). Pembangunan modal manusia (human capital) sendiri, diharapkan akan mampu berperan pada pembangunan ilmu pengetahuan sebagai dasar pembentuk teknologi yang akan diciptakan sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Di Indonesia, dengan penduduk y...

SCHUMPETERIAN GROWTH THEORY DAN FAKTA EMPIRIS PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

1. Perkembangan Teori Ekonomi Pembangunan Basu (1997) mengelompokkan teori pembangunan ekonomi yang berkembang saat ini menjadi tiga, yakni teori Harod-Domar ; Neoclassical model; dan theory of endogenous growth. Seperti namanya, teori Harod-Domar dikembangkan oleh Harod dan Domar yang pada intinya menjelaskan tentang perkembangan dinamis dari Keynesian-macroeconomics bagi perekonomian Kapitalis dengan mendasarkan pemikirannya pada pertumbuhan modal (capital) dan tenaga kerja (labor) sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, teori ini disempurnakan melalui Neo-classical model yang dikembangkan oleh Solow dan Swan (1956), yang menambahkan beberapa properties, yakni terjadinya constant return to scale, adanya Law of diminishing return, dan terdapatnya Inada condition dalam perekonomian. Pada perkembangannya, teori neoclassical pun pada semakin disempurnakan dengan suatu teori yang dinamakan Endogenous Growth Theory, dengan menambahkan beberapa factor endogen ke dalam model. Hal i...

Subprime Mortgage Crises - Suatu Pendahuluan

1. Pendahuluan Subprime mortgage sebenarnya hanya merupakan bagian kecil dari US residential mortgage lending market. Namun dengan terjadinya subprime mortgage crises ini telah melahirkan berbagai dislokasi pasar financial global, termasuk menimbulkan credit crunch dan mendorong terjadinya economic slowdown dan berujung pada terjadinya krisis yang lebih besar dan menjadi kejadian ekonomi paling fenomena di Amerika Serikat setelah Great Depression di 1930-an (menurut George Soros, Joseph Stiglitz, the International Monetary Fund, dan para pengamat lainnya). Krisis ini bahkan telah menimbulkan sorotan yang besar dari berbagai media (dan tentunya bagi ekonom), karena selain perekonomian Amerka Serikat merupakan perekonomian terbesar juga merupakan perekonomian paling maju di dunia saat ini., juga menimbulkan resesi ekonomi di Amerika Serikat sendiri dan dunia. 2. Bagaimana Pasar Subprime Bekerja Kebanyakan perumahan di Amerika Serikat memiliki suatu sistem penjaminan (securitize) yang d...

Liquidity Traps-Gesell’s Solution, (2001)_Review

Willem H. Buiter Liquidity Traps-Gesell’s Solution, (2001) Terjadinya Liquidity trap akibat adanya zero nominal interest rate Liquidity trap Model yang digunakan menunjukkan bagaimana perekonomian menjadi liquidity trap, dan bagaimana keluar dari hal tersebut Model diatas merupakan consumer’s utility function Perekonomian dikatakan dalam kondisi liquidity trap apabila monetary policy tidak dapat merubah variabel real ataupun suku bunga nominal. Karenanya diperlukan short nominal interestrate yang dibatasi oleh lower bound, (biasnya nol) . Untuk keluar dari terjadinya pemegan kebijakan dapat menghilangkan zero nominal interest rate floor, dengan mengadopsi augmented monetary rule yang secara sistematis menjaga nominal interest rate on currency dibawah nominal interest rate on non-monetary instruments. Hal ini juga termasuk paying interest, (negative atau positive), dalam berbagai government 'bearer bonds'.

Milton Friedman And The Monetarist Counter-Revolution: A Re-Appraisal_Review

Author(s) Thomas I. Palley Judul Penelitian Milton Friedman And The Monetarist Counter-Revolution: A Re-Appraisal Hipotesis Money supply fluctuation merupakan sumber kegagalan passer makro Teori yang digunakan Friedman’s Modern Quantity Theory Of Money Penjelasan singkat Demand for money merupakan fungsi dari resources yang tersedia dari indvidu-individu dan expected returns dari asset relative lainnya terhadap expected return on money; Atau Dimana; Md/P; real money balances Yp ; permanent income Ukuran Friedman Wealth; rb ; expected return on bonds rm ; expected return on money re ; expected return on equity (common stock) e ; expected inflation rate w ; proportion of human wealth and non-human wealth u ; factor lainnya yang mempengaruhi demand for money Data yang digunakan interest rates, bonds prices, money returns, equity prices, price of goods, rate of inflation di U.S Meto...

Tobin’s Keynesianism_Review

Robert W. Dimand Tobin’s Keynesianism Interest rate dalam mempengauhi dan menjelaskan motif-motif yang dijelaskan Keynes dalam mempengaruhi money demand. Role of interest rate in the demand for money 1) Transaction Demand Komponen demand for money berhubungan negative dengan interest rate. Artinya jika interest rate naik, jumlah uang cash yang dipegang untuk tujuan transaksi akan berkurang, dan sebaliknya. 2) Precautionary Demand Precautionary Demand berhubugan negatif dengan interest rate. Artinya jika interest rate naik, maka opportunity cost dari memegang uang dalam precautionary motive juga naik, karenanya money balances pun akan turun. 3) Speculative Demand Dengan berasumsi bahwa kebanyakan orang bersifat risk-averse, dan return of money adalah nol. Hal ini karena Bonds berfluktuasi, beresiko tinggi, dan terkadang memiliki return negative. Karenanya dia menyarankan untuk melakukan diversifikasi portofolio (antara uang dan bonds) sebagai bentuk penyimpanan kekayaan (wealth). 1. Neg...

Liquidity Preference Theory Revisited—To Ditch or to Build on It? (2005)_Review

Author(s) Jörg Bibow Judul Penelitian Liquidity Preference Theory Revisited—To Ditch or to Build on It? (2005) Hipotesis Keynes liquidity preference theory menambahkan teori klasik yang tidak memasukkan unsur interest rate sebagai hal yang mempengaruhi money demand sebagai hal yang efektif dalam kebijakan moneter yang dilakukan Teori yang digunakan Real money balances ((Md/P) merupakan aggregasi dari L1 - yakni Transaction Motive dan Precautionary motive yang berhubungan positif dengan real income (Y) - serta speculative motive (L2) yang berhubungan negative dengan tingkat suku bunga (i). Penjelasan singkat Pada Keynes Liquidity Preference Theory, terdapat 3 motif dalam memegang uang; 1) Transaction Motive Komponen utama yang mempengaruhi demand for money adalah level transaksi masyarakat yang berpengaruh secara proporsional dengan income 2) Precautionary motive Motif ini lebih disebabkan oleh kebutuhan yang mungkin timbul di masa datang, motif inipun dipengaruhi secara proporsional o...

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

Measuring Instruments in Economics and the Velocity of Money (2006)-review

Author(s) Mary S. Morgan Judul Penelitian Measuring Instruments in Economics and the Velocity of Money (2006) Hipotesis Terdapatnya kesalahan dalam pengukuran velocity of money antar waktu (tidak terdapatnya travel-well). Teori yang digunakan Velocity of money Penjelasan singkat Penghitungan velocity mengandung tiga aspek, yakni; 1. Memudahkan untuk mengukur rasio dari dua variabel yang berbeda, dimana tiap variable yang ada dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan yang ada. karena velocity tidak memiliki hubungan causal-autonomous, maka V tidak bisa digunakan bagi pembentukan kebijakan. 2. Menunjukkan autonomous trend growth rate sehingga dapat digunakan bagi peramalan dan juga bagi pembentukan kebijakan bagi dua elemen yang diukur. 3. Terdapatnya hubungan terhadap behaviour of money demand, suatu hubungan dimana secara potensial mungkin dan dapat dianalisa. Karenanya dapat digunakan dalam menjelaskan perekonomian dan pembuatan kebijakan Data yang digunakan Pengukuran velocity...