Skip to main content

Pemerintah akan gelar lelang sukuk besok, Selasa (29/10), ini prediksi analis

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau yang lebih dikenal sukuk negara pada perdagangan Selasa (29/10).

Setidaknya ada lima seri akan dilelang yang juga pernah dilelang sebelumnya. Seri tersebut, antara lain SPN-S 02042020, PBS002, PBS026, PBS022 dan PBS015.

Pada lelang kali ini, pemerintah memiliki target indikatif sebesar Rp 7 triliun. Target ini digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembayaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.

Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan berpendapat, potensi permintaan pada lelang kali ini cukup besar. Ia melihat dikarenakan tekanan dari global yang mulai mereda. "Optimisme terhadap isu kondisi perang dagang dan data-data perekonomian global cukup bagus," ujar Ariawan.

Selain itu, tekanan yang mereda ini didukung juga ekspektasi pasar bahwa akan ada pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang akan menyelenggarakan rapat FOMC pada pekan ini. Jika suku bunga acuan The Fed benar terjadi, Ariawan bilang akan ada peluang terbuka untuk penurunan yield.

"Dengan adanya potensi penurunan yield kemungkinan besar akan membawa investor untuk kembali ke pasar surat berharga negara khususnya sukuk," jelas Ariawan.

Tak hanya Ariawan, ekonom Pefindo Fikri C. Permana juga menilai lelang sukuk kali ini akan banyak diburu oleh investor. Bahkan, ia optimis akan terjadi oversubscribe sebanyak 2 kali. Ia beralasan bahwa seri yang dilelang pada lelang kali ini menarik karena dampak suku bunga BI yang turun pekan lalu.

"Seri yg dilelang cukup menarik, utamanya karena indikasi imbalan (yield) masih sangat baik,terlebih saat BI-7DRRR yg turun minggu lalu," jelas Fikri.

Dengan adanya kondisi yang mendukung, Fikri menilai pada lelang kali ini pemerintah optimis mendapatkan lebih dari Rp 15 triliun. Sedangkan Ariawan memiliki target yang lebih tinggi lagi yaitu Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun.

Bukan tanpa sebab, Ariawan membandingkannya dengan lelang-lelang sebelumnya yang rata-rata bisa mencapai 20 triliun dan 3 lelang terakhir berada di angka Rp 28 triliun - Rp 31 triliun.

Sedangkan dalam lelang kali ini, Fikri menilai seri SPNS dan PBS022 merupakan seri yang kemungkinan besar diburu oleh investor. Untuk SPNS, Fikri melihat seri ini sesuai dengan kebutuhan investor yang kebanyakan mencari sukuk yang berorientasi jangka pendek.

Sedangkan PBS022 sendiri, Fikri berpendapat seri ini unggul di indicative rate yang diberikan.

Tak berbeda jauh, Ariawan juga menjagokan SPNS menjadi salah satu seri yang akan diminati investor. Alasannya pun sama dengan Fikri yang melihat kebutuhan investor terhadap sukuk yang memiliki tenor jangka pendek. Bersama SPNS, Ariawan juga melihat PBS002 juga akan diminati dengan alasan yang sama pula. "Dari lelang-lelang sebelumnya, dua seri ini juga banyak diminati," ujar Ariawan.

Selain itu, Ariawan melihat PBS026 memiliki potensi besar untuk diburu. Menurutnya, seri ini merupakan seri terbaru yang baru muncul dalam lelang sebelumnya. "Biasanya kalo seri baru itu penerbitannya masih sedikit sehingga investor akan banyak masuk di situ," tambah Ariawan.

Ariawan dan Fikri juga sepakat bahwa yield yang akan diberikan pada lelang kali ini jauh lebih rendah dari lelang sebelumnya. Oleh karena itu, Fikri mengatakan bahwa lebih baik lelang kali ini lebih dimanfaatkan seiring yield yang kemungkinan masih akan terus bergerak turun.

Tulisan diatas juga dapat dilihat pada:
https://investasi.kontan.co.id/news/pemerintah-akan-gelar-lelang-sukuk-besok-selasa-2910-ini-prediksi-analis?page=all

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...