Skip to main content

Lelang SBSN dinilai sukses menambah minat investor

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Seiring tren penurunan suku bunga yang berlanjut, pelaku pasar berbondong buru Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Selasa (15/10).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), hasil lelang SBSN berhasil menarik minat investor sebesar Rp 29,91 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari lelang SBSN dua pekan lalu yang mencapai Rp 28,11 triliun.


Fikri C. Permana Ekonom Pefindo mengatakan, minat lelang SBSN yang bertambah didorong karena adanya perilaku front loading (rational opportunity) investor seiring dengan tingkat suku bunga yang sudah turun.

Investor banyak masuk di lelang kali ini juga karena mengantisipasi kemungkinan penurunan yield di lelang selanjutnya.

Meski jumlah peminatnya bertumbuh, jumlah yang pemerintah serap dari lelang ini mengalami penurunan. Dalam lelang dua pekan lalu, pemerintah menyerap Rp 7,12 triliun, sementara di lelang kali ini, pemerintah menyerap Rp 7,04 triliun.

Fikri menduga penyerapan pemerintah lebih kecil karena pemerintah masih melihat ada kemungkinan yield bergerak turun di waktu mendatang, sehingga untuk mengurangi beban bunga atawa kupon, pemerintah sedikit menahan diri.

Dalam lelang kali ini, tercatat seri tenor pendek masih menjadi seri yang paling banyak di buru investor. Jumlah penawaran paling banyak masuk ke seri SPNS02042020 yang jatuh tempo pada 2 April 2020, sebesar Rp 13,36 triliun

Selanjutnya, seri PBS002 yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 juga mendapat penawaran masuk cukup banyak sebesar Rp 8,25 triliun. Sementara, seri PBS026 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 mendapat penawaran masuk sebesar RP 5,89 triliun.

Sedangkan, seri PBS022 dengan tenor 15 tahun  dan PBS015 dengan tenor 28 tahun masing-masing mendapat penawaran masuk sebesar Rp 1,73 triliun dan Rp 674 miliar.

Fikri mengatakan seri tenor pendek lebih banyak diburu karena profil risiko investor kini condong menghindari aset berisiko tinggi di tenor panjang.  "Kebiasaan investor SBSN juga pada tenor pendek guna melengkapi portofolio," kata Fikri, Selasa (15/10).

Ke depan, Fikri memproyeksikan pasar lelang masih akan menarik investor lebih banyak lagi seiring dengan ruang penurunan suku bunga dan profil risiko dalam negeri yang semakin rendah.

Faktor terkuat yang bisa menaikkan permintaan SUN atau SBSN adalah primary balance domestik yang terjaga. Penerbitan SBN akan semakin terbatas di sisa tahun ini. Berdasarkan data DJPPR per 9 Oktober, penerbitan SBN sudah capai 90% net dari target awal tahun di Rp 381,8 triliun kini sudah capai Rp 354, 6 triliun.

Namun, sejumlah tantangan tetap ada, seperti potensi naiknya defisit anggaran dari 1,84% ke 1,93% dari PDB. Selain itu, risiko global dan potensi resesi yang menyerang negara maju bisa meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan.

Dari dalam negeri, sentimen negatif juga mungkin datang bila masayrakat tidak puas dengan keputusan kebinet Presiden Joko Widodo di masa kerja 2019-2024.


Tulisan diatas juga dapat dibaca pada:
https://investasi.kontan.co.id/news/lelang-sbsn-dinilai-sukses-menambah-minat-investor?page=2


Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...