Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2019

Uang Beredar Melambat, Likuiditas Dinilai Belum Ketat

Bisnis.com, JAKARTA – Perlambatan uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2019 yang hanya 7,1% (yoy), dibandingkan dengan bulan sebelumnya 7,3% (yoy) dinilai belum menandakan keterbatasan likuiditas saat ini. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, perlambatan ini terjadi pada uang kuasi, dan surat berharga selain saham. BI memerinci, bahwa uang kuasi memiliki pangsa terhadap M2 sebesar 74,4%, dengan nilai Rp4.468,8 triliun. Angka ini melambat menjadi 7,0% (yoy), padahal Agustus 2019 masih tercatat 7,4% (yoy). BI menyatakan, perlambatan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka dan giro valuta asing (valas). Masih dari laporan yang sama, Bisnis .commencatat, surat berharga selain saham juga melambat 45,4% (yoy) menjadi 39,1% (yoy) pada September ini. Hal ini disebabkan oleh perlambatan kewajiban akseptasi perbankan kepada korporasi non bank dalam rupiah. Menurut ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana menyatakan, perlambatan ...

Angka CDS turun, dana asing di pasar SBN masih deras

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko investasi Indonesia yang tercermin dalam angka Credit Default Swap (CDS) nampak terus turun setidaknya dalam sepekan ini. Stabilnya isu ekonomi global dan domestik dinilai menjadi pemicu risiko investasi terutama di pasar surat utang negara Indonesia menuju angka terendah. Angka CDS tenor 5 tahun sempat menempati posisi terendah hingga di level 75,086 pada perdagangan selasa (29/10). Hingga pukul 14.15, angka CDS sudah berada di posisi 75,669. Dengan angka CDS yang di posisi rendah, hal ini juga berdampak pada aliran dana asing yang masuk di SBN pun terus bertumbuh hingga 39,15% atau senilai dengan Rp 1.057,53 triliun. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai penurunan angka CDS ini didasari oleh dua faktor yakni faktor global dan domestik. Dari global, ia melihat pasar global stabil dengan segala isu yang sedang mereda. Selain itu, dia bilang bahwa rate yield Indonesia termasuk tinggi dibandi...

Penjualan ORI016 Rendah, Investor Masih Cari Bunga Tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI016 tercatat tidak memenuhi target yang ditetapkan pemerintah. Instrumen investasi tersebut hanya mampu menyerap dana Rp 8,2 triliun dari target yang dipatok Rp 9 triliun. Analis Pefindo Fikri C Permana menilai rendahnya penyerapan ORI016 tersebut dikarenakan bunga yang ditawarkan jauh lebih rendah dari seri sebelumnya. Untuk ORI016, pemerintah menawarkan yield 6,8 persen, sedangkan yield yang ditawarkan untuk ORI015 mencapai 8,25 persen.  "Karenanya mungkin ini mengakibatkan jumlah penjualannya juga sedikit, hampir mirip dengan ORI014 yang diterbitkan di 2017 mungkin ya," kata Fikri, Selasa (29/10). Menurut Fikri, investor saat ini masih cenderung mencari instrumen investasi yang memberikan bunga tinggi. Fikri melihat, fitur tradeable ORI016 masih belum cukup mampu menarik investor untuk membeli instrumen ini. "Kebiasaan SBN ritel untuk hold to maturity, sehingga akan jarang sekali diperda...

Pemerintah akan gelar lelang sukuk besok, Selasa (29/10), ini prediksi analis

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau yang lebih dikenal sukuk negara pada perdagangan Selasa (29/10). Setidaknya ada lima seri akan dilelang yang juga pernah dilelang sebelumnya. Seri tersebut, antara lain SPN-S 02042020, PBS002, PBS026, PBS022 dan PBS015. Pada lelang kali ini, pemerintah memiliki target indikatif sebesar Rp 7 triliun. Target ini digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembayaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan berpendapat, potensi permintaan pada lelang kali ini cukup besar. Ia melihat dikarenakan tekanan dari global yang mulai mereda. "Optimisme terhadap isu kondisi perang dagang dan data-data perekonomian global cukup bagus," ujar Ariawan. Selain itu, tekanan yang mereda ini didukung juga ekspektasi pasar bahwa akan ada pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang akan menyelenggarakan rapat FOMC pada pekan ini. Jika suk...

Pemerintah akan kembali lelang SUN, analis menilai ada prospek baik

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (22/10) depan. Lelang ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk memenuhi target pembiayaan APBN 2019. Berdasarkan keterangan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, ada tujuh seri SUN yang akan dilelang. Seri-seri tersebut, antara lain SPN03200123, SPN12200703, FR0081, FR0082, FR0080, FR0079, dan FR0076. Dari tujuh seri tersebut, pemerintah memiliki target indikatif sebesar Rp 15 triliun dan target maksimal sebesar Rp 30 triliun. Ekonom Pefindo Fikri C Permana menilai lelang SUN kali ini memiliki prospek yang cukup baik. Ia bilang ada potensi oversubscribe pada penawaran lelang kali ini. “Berkaca pada hasil lelang SBN dalam beberapa waktu terakhir, kemungkinan penawaran bisa oversubscribe lebih dari dua kali,” ujar Fikri. Fikri berpendapat hal ini didorong beberapa faktor. Pertama, ia melihat ada tren penurunan yield seiring suku bunga BI yang juga mengalami tre...

Lelang SBSN dinilai sukses menambah minat investor

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Seiring tren penurunan suku bunga yang berlanjut, pelaku pasar berbondong buru Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Selasa (15/10). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR), hasil lelang SBSN berhasil menarik minat investor sebesar Rp 29,91 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari lelang SBSN dua pekan lalu yang mencapai Rp 28,11 triliun. Fikri C. Permana Ekonom Pefindo mengatakan, minat lelang SBSN yang bertambah didorong karena adanya perilaku front loading (rational opportunity) investor seiring dengan tingkat suku bunga yang sudah turun. Investor banyak masuk di lelang kali ini juga karena mengantisipasi kemungkinan penurunan yield di lelang selanjutnya. Meski jumlah peminatnya bertumbuh, jumlah yang pemerintah serap dari lelang ini mengalami penurunan. Dalam lelang dua pekan lalu, pemerintah menyerap Rp 7,12 triliun, sementara di lelang kali ini, pemerintah menyerap Rp 7,04 triliun. Fi...

Rupiah Anjlok ke Rp 14.216 Per Dollar AS, Imbas Demonstrasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demonstrasi yang masih berlangsung hingga Selasa (1/10/2019), memberi sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah. Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah melemah 0,14 persen ke Rp 14.216 per dollar AS. Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah juga melemah 0,16 persen ke Rp 14.196 per dollar AS. Fikri C Permana Ekonom Pefindo mengatakan pelemahan rupiah masih berlanjut karena masih tertekan sentimen menguatnya indeks dollar AS dan demo yang masih berlanjut. "Saya tidak menyangka rupiah bisa tembus Rp 14.200 per dollar AS di hari ini, kemungkinan tadinya masih besok atau lusa," kata Fikri, Selasa (1/10/2019). Tapi ternyata, rupiah keok di tengah dollar AS yang terus menguat. Fikri mengatakan dollar AS menguat karena tersokong proyeksi data manufaktur purchasing manager indeks (PMI) AS yang naik ke 51,0 lebih tinggi dari proyeksi pasar di 50,3 untuk periode September. Selain itu, dollar AS juga semakin menguat karena pertumbuhan ekonomi neg...