Skip to main content

The Fed kembali membangun ekspektasi kenaikan suku bunga, rupiah melemah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell mengangkat dollar AS menguat terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah. Pekan lalu, Powell mengatakan meski akan lebih sabar namun The Fed tetap dalam jalur menaikkan suku bunga.

Mengutip Bloomberg, di pasar spot, Senin (4/3) rupiah melemah 0,07% ke Rp 14.130 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indoensia (BI), rupiah melemah 0,26% ke Rp 14.149 per dollar AS.

Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, pelemahan rupiah hari ini terjadi karena dollar AS menguat setelah Jerome Powel dalam pidatonya di akhir pekan lalu mengatakan tetap berada pada jalur kenaikan tingkat suku bunga.

"Ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga AS kembali muncul ini yang membuat dollar AS menguat dan rupiah melemah," kata Yudi, Senin (3/4).

Senada, Fikri C. Permana Ekonom Pefindo mengatakan, pernyataan The Fed tersebut membuat potensi kenaikan suku bunga AS muncul kembali. Apalagi, ekonomi AS yang juga diproyeksikan membaik atau tidak seburuk seperti yang diperkirakan di awal tahun.

Selain itu, permintaan dollar meningkat karena AS dan China terus melakukan negosiasi untuk menyelesaikan kesepakatan tarif dagang. Namun, membaiknya hubungan AS dan China juga memberikan kesempatan pada aset berisiko termasuk rupiah untuk bergerak menguat juga, sehingga penguatan dollar AS cenderung terbatas.

Sementara, dari dalam negeri, Fikri mengatakan, defisit neraca perdagangan Indonesia masih menjadi faktor yang bisa menekan rupiah. "Meski, sentimen tersebut dalam jangka panjang sudah diantisipasi investor tetapi pergerakan rupiah masih akan disekitar Rp 14.200 per dollar AS," kata Fikri.

Untuk perdagangan, Selasa (5/3), Yudi memproyeksikan rupiah masih akan terdepresiasi atau melemah dengan sentimen yang kurang lebih sama seperti hari ini.

Yudi memperkirakan, rupiah bergerak di rentang support Rp 14.000 per dollar AS hingga Rp 14.350 per dollar AS dan resistance di Rp 14.200 per dollar AS hingga Rp 14.250 per dollar AS.

Sedangkan, Fikri menebak, rupiah besok bergerak di Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.220 per dollar AS. Fikri optimistis pelemahan rupiah tidak akan dalam karena tertahan yield dalam negeri yang menarik dengan capital inflow yang masuk dari pasar obligasi.



Tulisan tersebut juga dapat diakses pada tautan berikut:

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...