Skip to main content

FOMC dan RDG BI mendatang tidak terlalu berdampak ke pergerakan CDS Indonesia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan credit default swap (CDS) Indonesia di atas kertas masih bisa berlanjut meski tengah pekan nanti akan berlangsung agenda FOMC Meeting dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. Namun, risiko berlanjutnya perang dagang dinilai dapat berakibat negatif bagi CDS Indonesia.

Sekadar informasi, CDS mencerminkan risiko yang harus ditanggung oleh suatu negara ketika menerbitkan surat utang. Semakin turun CDS, maka risiko surat utang Indonesia dianggap juga lebih rendah.

Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management menilai, sentimen pertemuan FOMC dan BI relatif kecil pengaruhnya terhadap pergerakan CDS Indonesia.

Kembali lagi, hal ini karena Federal Reserve masih cenderung bersikap dovish atas kebijakan moneter yang dilakukannya sepanjang tahun ini. BI pun kemungkinan besar akan mengikuti langkah yang diambil The Fed

Di samping itu, CDS Indonesia kemungkinan juga tidak terlalu terpapar sentimen masalah Brexit yang kembali memanas pasca kegagalan voting di kalangan parlemen. “Efek Brexit ke fundamental ekonomi Indonesia relatif kecil,” katanya, Jumat (15/3).

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana berpendapat, risiko perubahan CDS Indonesia yang lebih besar justru berasal dari berlarutnya perang dagang antara AS dan China yang berakibat pada potensi perlambatan ekonomi secara global.

Untuk China, potensi tersebut cukup terbuka lantaran sejumlah data ekonominya mengalami pelemahan. Yang terbaru adalah data output industri China yang hanya tumbuh 5,3% di bulan Februari alias lebih rendah dari prediksi konsensus sebesar 5,5%. Angka ini juga merupakan yang terendah sejak 2002 silam.

Hasil data tersebut bisa berdampak negatif bagi persepsi risiko investasi di negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia dan China memiliki hubungan dagang yang cukup erat.

“Perlambatan ekonomi di China bisa mempengaruhi permintaan ekspor-impor Indonesia, sehingga berakibat negatif bagi posisi neraca dagang,” ungkap Fikri.

Sebagai informasi, dikutip dari Bloomberg, CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 85,335 pada Jumat (17/3). Sehari sebelumnya, CDS tenor 5 tahun bertengger di level 83,751 atau level terendah sepanjang tahun ini.

Terhitung sejak 1 Maret lalu, CDS tenor 5 tahun mengalami tren penurunan dan terus berada di bawah level 100, kecuali pada tanggal 8 Maret lalu yang berada di level 103,824.



Tulisan tersebut juga dapat diakses pada tautan berikut:
https://investasi.kontan.co.id/news/fomc-dan-rdg-bi-mendatang-tidak-terlalu-berdampak-ke-pergerakan-cds-indonesia


Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...