Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2020

Kendati Kupon Turun, Ekonom Prediksi SBN Ritel Tetap Atraktif

Bisnis.com, JAKARTA - Minat investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) Ritel diproyeksikan akan tetap tinggi pada 2020 meskipun kupon yang ditawarkan lebih rendah. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan, target Rp2 triliun yang dicanangkan pemerintah dari penerbitan SBN Ritel seri SBR009 diperkirakan dapat tercapai. Dia juga mengatakan kemungkinan terjadinya oversubscribe cukup tinggi. "Jika melihat tren SUN beberapa waktu terakhir mungkin bisa hingga 4 kali. Tetapi, proyeksi oversubscribe yang wajar sepertinya sebanyak 2 kali," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (29/1/2020). Menurutnya, penerbitan SBN Ritel pada tahun ini diperkirakan akan menjadi yang paling marak dibandingkan instrumen investasi lainnya kendati dibayang-bayangi prediksi penurunan kupon. Kupon pada SBR009 ditetapkan pada angka 6,3 persen. Angka ini terbilang lebih rendah bila dibandingkan dengan kupon yang diberikan pada penerbitan terakhir di 2019. Seb...

Asing tambah kepemilikan Rp 24,7 triliun pada SBN, tren positif akan berlanjut

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif yang menyelimuti pasar surat utang atau obligasi di Indonesia diperkirakan akan berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Stabilitas ekonomi dalam negeri dan luar menjadi kunci yang bisa mempertahankan laju positif saat ini. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara sudah mencapai Rp 1.087,14 triliun hingga Kamis (23/1) kemarin, meningkat Rp 24,7 triliun sejak awal tahun. Porsi kepemilikan asing ini mencapai 39,11% dengan porsi kepemilikan surat utang negara 45,98% dan sukuk negara 6,72%. Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menilai, meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China memberi efek positif terhadap pasar obligasi dari sisi eksternal. Sementara dari internal, kondisi makro yang membaik dan stabil menjadi pendorong. “Kombinasi keduanya menjadikan yield kita semakin menarik di mat...

Sukuk seri jangka pendek dan menengah akan diburu investor pada lelang Selasa (28/1)

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (28/1) dinilai akan ramai peminat. Permintaan Surat Utang Negara (SUN) yang sedang tinggi dan rupiah yang terus positif menjadi faktor utamanya. Seri-seri surat utang yang akan dilelang adalah seri Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS). Berikut lima seri surat utang beserta imbalannya: 1. SPN-S 15072020 yang jatuh tempo 15 Juli 2020 dengan imbalan diskonto 2. PBS002 yang jatuh tempo 15 Januari 2022 dengan imbalan 5,45% 3. PBS026 dengan waktu jatuh tempo 15 Oktober 2024 dan imbalan 6,625% 4. PBS005 yang jatuh tempo 15 April 2043. Seri ini menawarkan imbalan 6,75% 5. PBS015 yang akan jatuh tempo 15 Juli 2047. Seri ini menawarkan imbalan 8% Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C Permana memprediksi seri jangka pendek akan yang menjadi seri yang paling banyak dimenangkan pada lelang esok. “Kalau melihat rencana pemerintah dan daya tawar pemeri...

Rupiah bertenaga, pasar obligasi kian bergairah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar surat utang atau obligasi Indonesia makin membetot daya tarik investor. Stabilitas makro ekonomi dalam negeri menjadi kunci gairah di pasar obligasi. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana mengatakan, prospek positif pasar obligasi didorong pergerakan rupiah yang stabil dan credit default swap (CDS) yang menurun. “Prospeknya masih positif, seiring dengan CDS yang turun, rupiah stabil dan yield surat utang negara (SUN) yang makin beranjak di bawah 7%, kata Fikri, Kamis (23/1). Ia menilai, seiring dengan kebijakan akomodatif yang masih akan diambil pemangku kebijakan moneter dan fiskal, pasar obligasi masih menarik. Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Ariawan menambahkan kondisi makro ekonomi Indonesia yang membaik juga mendukung positif pasar obligasi Indonesia. Kata Ariawan, makro ekonomi Indonesia membaik, pertumbuhan ekonomi masih kuat, inflasi akan tetap rendah dan stabil terjadi di level 3%. "Rupiah juga k...

Pefindo: BI Pangkas Bunga Acuan 25 bps Paling Lambat Februari

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga rating dalam negeri, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan masih ada ruang bagi Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,7% pada Januari atau selambatnya Februari 2020. Bank Indonesia tengah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Rabu-Kamis, 22 - 23 Januari. Pada 19 Desember 2019, BI mempertahankan suku bunga acuan di 5%, dari sebelumnya 21 November dan 24 Oktober. Pada 19 September, BI menetapkan suku bunga di level 5,25%, turun dari 5,50% level pada 22 Agustus 2019. Head of Economy Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan kebijakan moneter longgar atau dovish bisa ditempuh otoritas moneter dengan mempertimbangkan kondisi nilai tukar rupiah yang menguat, cadangan devisa yang cukup tinggi sebesar US$ 129 miliar dan neraca perdagangan yang masih positif. "Masih sangat mungkin untuk melihat kemungkinan turun, kalau tidak Januari atau Februari 25 basis poin,...

Rupiah ditutup menguat hari ini, bagaimana prospeknya pada perdagangan Kamis (23/1)?

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang rupiah menguat 0,17% ke level Rp 13.646 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (22/1). Penguatan rupiah ini disokong sentimen internal maupun eksternal. Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf  mengatakan, dari sisi eksternal meredanya perang dagang antara AS dan China menjadi sentimen positif penyokong rupiah.  “Presiden AS Donald Trump dalam pertemuan di Davos, menyatakan kesepakatan dagang tahap dua akan segera dilaksanakan. Ini mengangkat selera berisiko para pelaku pasar,” Ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1). Sementara itu, dari dalam negeri, Alwi menilai cadangan devisa yang gemuk menjadi salah satu faktor penopang penguatan rupiah. Ini membuat Bank Indonesia  (BI) leluasa untuk melakukan intervensi jika sewaktu-waktu diperlukan. Setali tiga uang, penguatan rupiah hari ini dinilai ekonom Pefindo Fikri C Permana datang dari dalam negeri. Data makro ekonomi Indonesia menunjukkan hasil ...

Penawaran masuk dalam lelang SUN hari ini capai Rp 94,97 triliun, begini kata analis

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan rupiah yang konsisten ditambah dengan likuiditas di pasar serta perilaku investor yang cenderung beralih ke aset tanpa risiko membuat hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini melonjak dari hasil lelang sebelumnya. Merujuk data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, nilai penawaran masuk pada lelang SUN Senin (21/1) tercatat sebesar Rp 94,97 triliun, melonjak hampir Rp 10 triliun dari hasil lelang 7 Januari lalu. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana menyebut, kelebihan permintaan terjadi pada penawaran SUN kali ini hingga lebih dari empat kali. Fikri menilai melonjaknya pemintaan investor terhadap lelang SUN kali ini didorong oleh perilaku front loading investor. “Saya melihat perilaku front loading investor tampaknya menjadi hal mendorong kenapa permintaan dan oversubscribe lelang SUN melebihi empat kali. Perilaku tersebut didorong oleh perilaku rasional opportunistic investor guna memanfaatkan yield ya...

Surat Utang Indonesia Menarik untuk Investor Asing

JAKARTA, investor.id – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan kepemilikan asing pada pasar surat utang Indonesia akan bertambah menjadi 40% pada 2020. Menariknya, surat utang negara (SUN) didukung oleh selisih imbal hasil atau spread yield yang cukup jauh dengan US Treasury yakni berkisar 500 basis poin (bps). Ekonom Pefindo Fikri C Permana mengatakan, dengan spread yield SUN dengan US Treasury yang masih di atas 500 bps dan real yield untuk SUN tenor 10 tahun masih sangat besar di kisaran 300 bps hingga 400 bps, membuat instrumen surat utang Indonesia sangat menarik di mata investor asing. “Dibanding tahun lalu sebesar 38%, kemungkinan porsi asing pada SUN akan meningkat menjadi 40%,” kata dia di Jakarta, baru-baru ini. Pasar surat utang Indonesia sekarang sangat cantik dibandingkan negara berkembang lainnya. “Dengan tingkat inflasi saat ini 2,7%, mau cari ke mana real yield segitu? Hal itu yang membuat ketertarikan instrumen surat utang di Indonesia masih aka...