Skip to main content

Penawaran pada lelang sukuk negara pekan depan bisa dua kali lipat target indikatif

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada 25 Juni 2019 diprediksi bakal laris, mengikuti jejak lelang Surat Utang Negara (SUN) 18 Juni 2019 yang mencatatkan kenaikan atau bid to cover ratio sebanyak 2,28 kali.

Pemerintah akan melelang enam seri SBSN pada Selasa (25/6). Seri yang akan dilelang yakni seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara-Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk). Penerbitan SBSN tersebut bertujuan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.

Adapun rincian enam seri yang bakal dilelang yakni SPN-S 01122019 (reopening) yang bakal jatuh tempo pada 1 Desember 2019, dengan imbal hasil disesuaikan dengan penghasilan bersih dari penjualan atau diskonto.

Selain itu, ada seri PBS014 (reopening) dengan imbal hasil 6,5% dan bakal jatuh tempo pada 15 Mei 2021, selanjutnya seri PBS019 (reopening) yang menawarkan imbal hasil 8,25% dan jatuh tempo di 15 September 2023. Ada juga seri PBS021 (reopening) yang bakal jatuh tempo 15 November 2026, dengan imbal hasil 8,5%.

Selanjutnya, ada seri PBS022 yang menawarkan imbal hasil tertinggi yakni 8,625%, dengan tenor 15 tahun dan bakal jatuh tempo di 15 April 2034. Seri terakhir yakni PBS015 (reopening) yang jatuh tempo di 15 Juli 2047, dengan yield 8%.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menilai, dengan target indikatif mencapai Rp 6 triliun, kemungkinan lelang SBSN 25 Juni nanti bisa kelebihan permintaan atau oversubscribed. Hal ini didorong perilaku oportunis dari investor

"Menurut kami, kemungkinan oversubscribed-nya masih akan di atas 2 kali," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Jumat (21/6).

Peluang tingginya permintaan pada lelang 25 Juni nanti, karena stance kebijakan Bank Indonesia (BI) yang mulai dovish dan mengindikasikan adanya ruang pelonggaran moneter. Di saat bersamaan, Fikri menilai jumlah penerbitan Surat Utang Negara (SUN) tahun ini semakin terbatas.

Berkaca dari kondisi tersebut, dia optimistis bahwa minat investor terhadap SBSN masih akan sangat besar. Ditambah lagi, posisi dovish BI menimbulkan prediksi adanya penurunan suku bunga acuan. Ketika hal tersebut terjadi, Fikri mengatakan yield SUN akan turun lebih jauh sehingga investor akan memburu instrumen surat utang saat ini ketika yield masih lebih tinggi.

Dari beberapa seri yang bakal di lelang 25 Juni nanti, Fikri mengungkapkan seri SPN-S 01122019, PBS019 dan PBS022 bakal jadi pilihan yang paling menarik dilirik. "Ini lebih karena yield dan tenornya yang mendekati seri-seri acuan, sehingga dimungkinkan lebih likuid," jelasnya.

Di sisi lain, untuk lelang SUN berikutnya dan kemungkinan bakal digelar pada 2 Juli 2019, Fikri juga optimistis jumlah penawarannya memungkinkan lebih tinggi dari capaian 18 Juni 2019. Seri favorit masih akan datang dari seri-seri acuan seperti FR078 dengan tenor 10 tahun, FR077 tenor 5 tahun dan SPN dengan tenor 1 tahun.

Untuk beberapa seri, seperti FR078 diperkirakan masih akan menawarkan yield pada kisaran 7% hingga 7,5%. Pemicunya masih karena perilaku oportunis dari investor, di samping semakin terbatasnya penerbitan SUN di tahun ini.


Tulisan diatas juga dapat dilihat pada tautan berikut:
https://investasi.kontan.co.id/news/penawaran-pada-lelang-sukuk-negara-pekan-depan-bisa-dua-kali-lipat-target-indikatif

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...