Skip to main content

Overview Pemilihan Tempat Kos2-an Jakarta-Depok


Mungkin tidak heran rasanya jika banyak masyarakat yang bekerja di Jakarta malah memiliki tempat tinggal diluar (atau pinggiran) Jakarta. Akses transportasi tentunya menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan akan hal ini. Semakin terintegrasinya Jakarta-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek), baik melalui jalur kereta (commuter line), akses tol serta jalan menambah probabilitas hal ini.Tidak heran apabila kawasan di sekitar Jakarta telah mulai tumbuh menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru, termasuk perumahan dan kos2-an.

Selain akses yang semakin mudah, tentunya ada faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan pemilihan tempat tinggal bagi masing-masing individu. Khususnya bagi pemilihan kos-kosan, perbedaan harga antara Jakarta dengan daerah sekitarnya merupakan pertimbangan tersendiri. Contohnya saja, rata-rata harga kos2-an 3x4 dengan fasilitas standar di daerah Jakarta Pusat rata-rata berharga Rp. 1,5juta/bulan. Sedangkan di daerah Depok (Margonda) dengan fasilitas yang sama masih berada di nilai Rp. 500 ribu/bulan.

Dengan mengasumsikan pendapatan per orang adalah Rp.5juta per bulan, maka kita dapat merumuskan perhitungan rasionalitas individu antara memilih  kos2-an antara Jakarta pusat ataupun memilih di Depok. Asumsikan jarak antara kos2-an di Jakarta Pusat ke kantor individu A adalah sejauh 30 menit PP, sementara dari Depok ke kantor yang sama adalah 2 jam PP (menggunakan Commuter Line). Maka dengan asumsi waktu bekerja normal seseorang per hari adalah 9 jam, tentunya kita dapat menghitung opportunity cost seseorang.

Kembali mengasumsikan jumlah jam bekerja seseorang per bulan adalah 20 (hari) x 9 jam, maka jumlah waktu seseorang bekerja di kantor setiap bulannya adalah sebesar 180 jam. Maka dengan perhitungan sederhana maka kita dapatkan nilai pendapatan seseorang adalah sebesar Rp.27,7 ribu per jam nya.

Dengan menggunakan pendekatan yang sama, kita dapat kembali menghitung pendapatan seseorang per jam  antara individu yang tinggal di Jakarta Pusat atau di Depok, ceteris paribus. Pertama, apabila seseorang memilih tinggal di Jakarta Pusat, maka dengan mengurangi biaya kos2-an nya, maka pendapatan individu tersebut adalah Rp.3,5 juta. Dengan waktu PP adalah 30 menit, maka dalam sebulan waktu yang dibutuhkan seseorang (waktu kerja + waktu jalan) adalah 190 jam. Maka pendapatan individu (dengan hanya mengurangi dengan biaya kos-an) tersebut adalah sebesar Rp.18,4 ribu per jam. Kedua, maka dengan cara yang sederhana, dengan mengasumsikan waktu yang dihabiskan seseorang yang memilih tinggal di Depok dengan waktu perjalanan selama 2 jam per harinya, maka pendapatan individu tersebut per jam-nya adalah sebesar Rp.20,4 ribu.

Dengan perbandingan sederhana ini, dengan hanya memasukkan variabel pendapatan per bulan; biaya kosan dan jam perjalanan, maka dapat kita lihat bahwa individu yang tinggal di Depok lebih memiliki nilai pendapatan per jam yang lebih baik 11% dibanding yang tinggal di Jakarta Pusat.

Namun, perlu dicatat, ini masih sangat sederhana. Karenanya tulisan ini perlu menambahkan variabel lain yang tentunya akan turut mempengaruhi pemilihan kos2-an seseorang. Seperti biaya transportasi, biaya pangan, ataupun biaya kesenangan hidup lainnya....ini bisa disebut juga dengan opportunity cost seseorang.



nb; Sorry, gw mesti tidur, kapan2 dilanjut lagi

Ditulis di Wisma Palem, Pondok Cina, Depok





11.10 PM WIB
(Skitar satu setengah jam setelah makan nasi-buka puasa)

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...