Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2019

Kepemilikan asing di surat utang negara bertenor pendek meningkat di kuartal kedua

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tingkat volatilitas yang tinggi di pasar obligasi Indonesia membuat investor asing, pelan tapi pasti, memperbesar porsi kepemilikan di surat utang negara (SUN). Investor asing terutama mengincar SUN tenor pendek dan menengah. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, nilai kepemilikan asing di pasar SUN per 18 Juni 2019 tercatat mencapai Rp 957,92 triliun. Jika dilihat dari sisi tenor, kepemilikan investor asing di SUN tenor pendek, atau tenor antara 2 tahun-5 tahun, mencapai 28,7%. Angka ini menunjukkan tren peningkatan dalam empat bulan terakhir. Pada Maret lalu, kepemilikan asing untuk SUN tenor pendek cuma sekitar 25,6%. Tren serupa terjadi pada SUN tenor menengah, atau tenor kisaran 5 tahun-10 tahun. Porsi investor asing di tenor ini meningkat dari 33,9% pada Maret menjadi 35,5% hingga 18 Juni lalu. Sebaliknya, porsi investor asing di SUN tenor panjang, atau SUN bertenor di atas 10 tahu...

Rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada pekan depan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan ini cukup tinggi. Sempat dibuka melemah di awal pekan, kini di akhir pekan rupiah menguat imbas posisi dovish Federal Reserve pada tingkat suku bunga ke depan. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (21/6), rupiah tercatat menguat 0,20% ke Rp 14.155 per dollar AS. Dalam sepekan, nilai tukar rupiah menguat 1,19%. Pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah hari ini menguat 0,84% ke Rp 14.116 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah tercatat menguat 1,31%. Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan, di awal pekan dollar AS sempat menguat dan membuat rupiah melemah karena pelaku pasar merespons positif kabar Presiden AS, Donald Trump yang ingin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Namun, penguatan dollar AS mulai pudar setelah hasil rapat FOMC mengindikasikan pandangan dovish pada tingkat suku bunga AS ke depan. Rupiah pun berhasil menguat. Lukman memproyeksikan sep...

Investor asing memperbesar kepemilikan SUN tenor pendek dan menengah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat volatilitas yang tinggi di pasar obligasi Indonesia membuat investor asing pelan tapi pasti lebih memperbesar porsi kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) untuk tenor pendek dan menengah. Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, nilai kepemilikan asing di pasar SUN secara umum tercatat sebesar Rp 957,92 triliun per 18 Juni lalu. Jika dilihat dari sisi tenor, porsi investor asing pada SUN tenor pendek atau 2—5 tahun mencapai 28,7% per 18 Juni. Angka ini menunjukkan tren peningkatan dalam empat bulan terakhir mengingat Maret lalu porsi asing pada SUN tenor pendek masih di level 25,6%. Tren serupa terjadi pada SUN tenor menengah atau 5—10 tahun. Porsi investor asing pada tenor ini meningkat dari 33,9% di bulan Maret menjadi 35,5% hingga 18 Juni silam. Sebaliknya, porsi investor asing pada SUN tenor panjang atau di atas 10 tahun berkurang dari 35,5% di bulan Maret menjadi 31,9% pada 18 Juni. Ekonom PT Pemeringka...

Penawaran pada lelang sukuk negara pekan depan bisa dua kali lipat target indikatif

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada 25 Juni 2019 diprediksi bakal laris, mengikuti jejak lelang Surat Utang Negara (SUN) 18 Juni 2019 yang mencatatkan kenaikan atau bid to cover ratio sebanyak 2,28 kali. Pemerintah akan melelang enam seri SBSN pada Selasa (25/6). Seri yang akan dilelang yakni seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara-Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk). Penerbitan SBSN tersebut bertujuan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Adapun rincian enam seri yang bakal dilelang yakni SPN-S 01122019 (reopening) yang bakal jatuh tempo pada 1 Desember 2019, dengan imbal hasil disesuaikan dengan penghasilan bersih dari penjualan atau diskonto. Selain itu, ada seri PBS014 (reopening) dengan imbal hasil 6,5% dan bakal jatuh tempo pada 15 Mei 2021, selanjutnya seri PBS019 (reopening) yang menawarkan imbal hasil 8,25% dan jatuh tempo di 15 September 2...

CDS Indonesia masih berpotensi berbalik arah, ini penyebabnya

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit Default Swap (CDS) atau indeks persepsi risiko investasi milik Indonesia masih berpotensi mengalami tren kenaikan dalam beberapa waktu ke depan. Jika itu terjadi, artinya persepsi risiko investasi Indonesia tampak memburuk. Pengamat pasar modal Anil Kumar beralasan, potensi penurunan suku bunga acuan AS belum tentu membawa angin segar bagi persepsi risiko investasi dalam negeri. Sebab, peluang diberlakukannya kebijakan tersebut oleh The Fed lebih disebabkan oleh ancaman perlambatan ekonomi global. “Risiko global justru akan meningkat kalau The Fed menurunkan suku bunga acuan dan mungkin baru akan stabil lagi jika penurunan tersebut dihentikan,” terangnya, akhir pekan lalu. Di samping itu, pergerakan CDS Indonesia ke depannya akan sangat dipengaruhi oleh sentimen perang dagang AS dan China. Namun, sentimen ini bukan lagi seputar perkembangan perang tarif impor antar kedua negara tersebut, melainkan efek setelah kebijakan kenaikan biaya impor terseb...

Sentimen eksternal sedikit membaik, persepsi risiko Indonesia menurun

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko investasi Indonesia perlahan mulai menunjukkan perbaikan memasuki bulan Juni. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan angka Credit Default Swap (CDS) atau indeks persepsi risiko investasi. Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (14/6) lalu CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 102,84. Angka tersebut sebenarnya meningkat bila dibandingkan sehari sebelumnya di level 102,34. Namun, nilai CDS tenor 5 tahun terkini memperlihatkan tren penurunan jika dihitung dari akhir Mei 2019 lalu yang berada di level 114,31. Setali tiga uang, CDS tenor 10 tahun milik Indonesia juga turun dari level 187,00 pada 31 Mei 2019 menjadi 170,05 pada Kamis (13/6) lalu. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana menilai, ketidakpastian global sebenarnya masih ada seiring potensi perlambatan ekonomi AS dan China akibat perang dagang antara kedua negara tersebut. Namun, di sisi lain, tekanan untuk sementara sedikit mereda karena potensi perlambatan ekonomi globa...

Ruang Penurunan Suku Bunga Terbuka, Korporasi Lebih Giat Emisi Obligasi

Bisnis.com, JAKARTA —  Korporasi diperkirakan lebih bersemangat menerbitkan obligasi pada paru kedua tahun ini dengan potensi biaya dana yang lebih efisien atas terbukanya ruang penurunan suku bunga BI 7DRR. Analis Pefindo Fikri C. Permana mengatakan downside risk pertumbuhan ekonomi  global domestik mengindikasikan penurunan spread yield SUN dan yield US Treasury. Sehingga yield dan kupon SUN serta surat utang korporasi juga diharapkan menurun. Namun, kata dia, dampak tersebut baru terlihat 1 bulan-2 bulan mendatang atau  bahkan baru terlihat pada kuartal IV/2019. Hal tersebut dengan mempertimbangkan elastisitas cost of fund, perilaku penerbit dan investor serta hal-hal lain yang mesti diperhatikan di pasar keuangan. “Secara global turunnya donwside risk pertumbuhan ekonomi, yield surat utang negara utama [khususnya US Treasury] serta kemungkinan penurunan Fed rate tampaknya telah diikuti juga dengan downside risk pertumbuhan ekonomi domestik, yield SUN dan ...

Usai libur Lebaran, pasar obligasi domestik berpotensi sepi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume perdagangan di pasar obligasi Indonesia berpotensi cenderung berada di level yang rendah pada hari-hari pertama usai libur lebaran. Head of Fixed Income Prospera Asset Management Eric Sutedja menuturkan, sebagian investor, khususnya investor domestik, masih ada yang menjalani liburan. Alhasil, mereka belum bisa meramaikan perdagangan di pasar. Penyebab lainnya, pemerintah baru akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) di pasar primer pada 18 Juni mendatang. Padahal, momen pelaksanaan lelang biasanya menjadi pemantik minat investor obligasi dalam negeri. Sementara itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menilai, potensi minimnya transaksi di pasar obligasi pasca libur lebaran tidak berlaku bagi investor asing. “Transaksi obligasi oleh investor asing akan tetap banyak apalagi ada sejumlah kabar yang berpengaruh signifikan selama masa liburan,” terang dia beberapa hari lalu. Terlepas dari itu, tidak ada salahnya ap...