Skip to main content

Proyeksi Kurs Rupiah: Dikepung Sentimen Data Ekonomi Dalam Negeri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang tidak sesuai ekspektasi membuat nilai tukar rupiah loyo. Kemarin, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,06% ke Rp 14.088 per dollar AS. Serupa, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga turun 0,11% menjadi Rp 14.098 per dollar AS.

Fikri C. Permana, Ekonom Pefindo, mengatakan, kurs dollar AS kembali menguat gara-gara perang dagang antara AS dan China semakin panas. Alhasil, mata uang emerging market melemah, termasuk rupiah.

Sentimen negatif perang dagang masih bakal membayangi pergerakan rupiah hari ini. Selain itu, nilai tukar rupiah juga bakal dipengaruhi oleh rilis data ekonomi dari dalam negeri.

Saat ini, pelaku pasar juga menunggu rilis data neraca perdagangan periode Oktober. "Jika defisit neraca perdagangan kembali melebar, maka nilai tukar rupiah dapat melemah terbatas," kata Lukman Leong, Analis Valbury Asia Futures, kemarin.

Asal tahu saja, pada periode September lalu, neraca dagang Indonesia defisit US$ 160 juta. Berdasarkan polling yang dilakukan Reuters ke 13 ekonom, prediksi nilai tengah defisit neraca dagang periode Oktober akan mencapai US$ 280 juta.

Tetapi karena mata uang Garuda hampir menyentuh level Rp 14.100 per dollar AS, Lukman menilai ada potensi nilai tukar rupiah berbalik arah dan menguat. Lukman memprediksi pergerakan rupiah di akhir pekan ini ada di kisaran level Rp 14.050-Rp 14.125 per dollar AS. Sedangkan, Fikri menghitung, kurs rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 14.010-Rp 14.110 per dollar AS.




Tulisan diatas juga dapat dilihat pada tautan berikut:
https://insight.kontan.co.id/news/proyeksi-kurs-rupiah-dikepung-sentimen-data-ekonomi-dalam-negeri

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...