Setiap 5 tahun sekali para excecutive board-IMF sebagai penerbit SDR (Special Drawing Rights),
yang berfungsi sebagai international
reserve asset atau aset cadangan internasional, melakukan peninjauan
kembali terhadap jumlah, komposisi, alokasi,
efektivitas penggunaan SDR dan tingkat suku bunga dalam sistem keuangan
cadangan global (basket of
global reserve currencies) yang tergabung dalam SDR. Sebagai pengingat, dalam pertemuan terakhir di Washington,
yang dikuatkan dengan IMF-Press Release
No. 10/434 tertanggal 15 November 2010, terjadi perubahan komposisi
pembobotan rata-rata dari nilai mata uang yang digunakan. Dimana dari empat
mata uang yang digunakan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
(yakni U.S. dollar, euro, pound sterling,
dan Japanese yen), euro menjadi mata uang dengan komposisi yang meningkat
secara signifikan. Nilai pembobotan baru sendiri dilakukan pada tanggal 30
desember 2010, dan efektif berlaku semenjak tanggal 3 Januari 2011. Disamping
itu, perubahan pembobotan komposisi mata uang, juga berakibat pada pembobotan
tingkat bunga yang digunakan sebagai penentu suku bunga IMF. Lebih lanjut,
penentuan suku bunga sesuai dengan komposisi mata uang dalam SDR kembali
dilanjutkan menggunakan metode penentuan nilai rata-rata harian dalam satu
minggu sesuai dengan pembobotan dari instrumen suku bunga jangka pendek dari
masing-masing mata uang (yakni three-months Treasury bills dari Amerika Serikat, Britania Raya
dan Jepang, serta three-month Europe
rate) yang tergabung dalam SDR.
|
Tabel 4.1 Komposisi
Pembobotan Mata Uang Dalam SDR
(dalam Persen)
Keterangan:
1: Pada
2010, metode persentase menjadi 1 angka di belakang koma.
Sumber
; IMF (2015)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Di tahun 2015 ini, kembali excecutive board-IMF dijadwalkan akan bertemu di Lima (Peru) pada
tanggal 9-11 Oktober nanti. Saat ini, selain isu komposisi pembobotan
mata uang yang tergabung dalam SDR, isu utama akan terfokus pada kemungkinan
adanya tambahan mata uang (yakninya CNY atau Chinese Renmimbi) untuk tergabung
dalam SDR. Isu ini sendiri sebenarnya telah bergulir pada pertemuan IMF di
tahun 2010. Namun disebabkan penggunaan CNY masih berada di urutan ke-17 dari
mata uang terbanyak digunakan dalam sirkulasi pasar uang antar negara,
disamping kebijakan ekonomi dan moneter yang pada saat itu masih terkesan
tertutup, menjadikan wacana penambahan tersebut urung dilakukan. Namun
seiring dengan makin terbukanya perekonomian di China dan dukungan dari
pemerintahan China (Bloomberg, 11
Desember 2014)[1]
dan Bank Sentral China (Bloomberg,
23 Maret 2015)[2]
untuk mendorong CNY sebagai salah satu bagian dari SDR, menjadikan isu
tergabungnya CNY dalam kelompok SDR kembali menyeruak dalam pasar keuangan
dan perekonomian dunia secara gobal. Selain dari dalam negeri, dukungan agar
CNY berperan dalam SDR juga mendapat dukungan dari Jerman dan Australia (WSJ, 1 April 2015)[3].
Dukungan penggunaan CNY sebagai salah satu komponen SDR juga diharapkan agar
keseimbangan pasar uang global yang selama ini lebih dikuasai oleh USD
menjadi lebih berimbang.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mengukur
Kemungkinan Penggunaan CNY Sebagai Salah Satu Bagian SDR
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kemungkinan
penggunaan CNY sebagai bagian dari SDR sendiri setidaknya harus memenuhi 2
fungsi utama SDR, yakni desirable
dan accessible. Desirable dapat diartikan bahwa mata
uang tersebut dapat digunakan sebagai alat tukar dan memiliki nilai tertentu
terhadap semua barang/jasa yang diperdagangkan. Sementara accessible bermakna bahwa mata uang
tersebut dapat digunakan secara luas, baik di dalam negeri (negara asal mata
uang tersebut) maupun di luar negeri. Dari dua fungsi utama SDR tersebut,
sepertinya CNY sudah memenuhi hal-hal tersebut.
Ukuran desirable dan accessible setidaknya dapat dilihat dari indikator berikut:
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pertama,
dari sisi penggunaan mata uang CNY dalam perputaran uang dunia secara global.
Dari data
terakhir yang dimiliki oleh BIS, dilakukan dengan metode survei setiap 3
tahunan atau dikenal dengan Triennial
Central Bank Survey (lihat tabel 4.2,
dibawah), pada 2013 CNY berada dalam urutan ke-sembilan sebagai mata uang
yang paling banyak digunakan dalam perputaran pasar uang global. Nilai
tersebut memang masih rendah dibanding penggunaan Dollar-Australia (AUD),
Swiss-Franc (CHF), Dollar-Canada (CAD), Peso-Mexico (MXN), terlebih bila
dibandingkan dengan empat mata uang yang telah tergabung dalam SDR (yakni
USD, EUR, JPY, ataupun GBP).
Namun ada baiknya pula dengan
melihat bagaimana laju share mata
uang tersebut dalam beberapa waktu terakhir. Pada tabel 4.2 (dibawah),
juga dapat dilihat bagaimana pesatnya pertumbuhan share CNY dalam perputaran pasar uang dunia. Terlihat bahwa pada
tahun 1998, 2001, dan 2004, CNY hanya berada di peringkat ke 30, 35, dan 29
dalam perputaran mata uang global. Selanjutnya di tahun 2007 dan 2010, CNY
menunjukkan share yang makin baik,
dengan berada pada peringkat ke-20 dan ke-17. Dan pada survei terakhir yang
dilakukan pada 2013, CNY mengalami peningkatan share yang signifikan, dan berada pada peringkat ke-sembilan.
Merujuk pada peningkatan share yang
signifikan ini, bukan suatu hal yang tidak mungkin bahwa dalam survei tiga
tahunan berikutnya (yakni di tahun 2016) CNY akan menjadi salah satu dari
lima besar mata uang yang dipergunakan dalam pasar uang global. Karenanya,
dengan merujuk pada hal ini, kemungkinan untuk menjadikan CNY sebagai salah
satu komponen SDR adalah suatu hal yang sangat realistis dilakukan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabel 4.2 Distribusi Perputaran Mata Uang Dalam Pasar
Uang Global
Net-Net Basis1
(Dalam Rata-Rata Perputaran
Persentase Harian di Bulan April2)
Keterangan:
1; Adjusted for local and cross- border inter- dealer
double- counting (ie “ net- net” basis).
2; Because two currencies are involved in each
transaction, the sum of the percentage shares of individual currencies totals
200% instead of 100%.
3; Turnover for years prior to 2013 may be
underestimated owing to incomplete reporting of offshore trading in previous
surveys. Methodological changes in the 2013 survey ensured more complete
coverage of activity in emerging market and other currencies.
4; Turnover may be underestimated owing to incomplete reporting of
offshore trading.
Sumber ; BIS (2013)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kedua, dari besaran dan pengaruh perdagangan China.
Saat ini China tercatat sebagai negara dengan total
nilai perdagangan terbesar di dunia, mengalahkan Amerika Serikat, bahkan
semenjak tahun 2012 (lihat gambar 4.1,
dibawah). Menggunakan data perdagangan yang dihimpun WTO di tahun 2014,
tercatat bahwa nilai total perdagangan China telah mencapai USD 4,3 triliun.
Jumlah ini setara dengan lebih dari sepersepuluh (tepatnya sebesar 11,3%)
dari total nilai perdagangan global di tahun yang sama.
Jumlah total nilai perdagangan ini utamanya
ditunjang oleh nilai ekspor dari negara ini yang mencapai USD 2,3 triliun
(atau sebesar 12,3% dari total nilai ekspor dunia), sementara impor ke negara
ini di tahun yang sama mencapai
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gambar 4.1 Persentase Share Total Perdagangan Dunia
Di 10 Negara
Tahun 1998 – Tahun 2014
Sumber ; WTO (2015)
|
USD 2,0 triliun (atau sebesar 10,26% dari total
nilai impor dunia). Besarnya nilai ekspor dibanding nilai impor, juga turut
mendorong surplus neraca perdagangan negara ini di tahun 2014 menjadi sebesar
USD 382,95 miliar di tahun yang sama.
Dengan besarnya nilai perdagangan yang dimiliki
(baik secara total ataupun dari sisi ekspor dan impor), serta besaran surplus
neraca perdagangan yang dihasilkan, tentu China merupakan negara yang sangat
berpengaruh dan diperhitungkan dalam perdagangan dunia. Sehingga kemungkinan
dorongan penggunaan CNY dalam perdagangan antara China dengan mitra dagangnya
akan semakin tidak terelakkan. Dengan pengaruh dan penggunaan CNY yang
semakin tinggi, kemungkinan negara-negara mitra dagang juga akan turut
mendorong CNY sebagai salah satu komponen mata uang SDR.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gambar 4.2 Persentase Share Total Ekspor Dunia
Di 10 Negara
Tahun 1998 – Tahun 2014
Sumber ; WTO (2015)
|
Gambar 4.3 Persentase Share Total Impor Dunia
Di 10 Negara
Tahun 1998 – Tahun 2014
Sumber ; WTO
(2015)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sementara itu, dengan melihat pada besaran neraca
perdagangan yang terjadi dalam 15 hingga 20 tahun terakhir, terlihat bahwa
China selalu mencatatkan nilai surplus, hal yang sangat kontras jika dibandingingkan
dengan Amerika Serikat, yang berlaku sebaliknya (lihat gambar 4.4, dibawah).
Karenanya tidak heran bila negara-negara dunia memperlihatkan keberpihakan
mereka pada China dalam mendorong CNY sebagai salah satu komponen SDR. Setidaknya
hal ini memiliki dasar berupa pemikiran yang berasal dari Robert
Triffin pada awal berlakunya sistem Bretton
Wood-1, atau dikenal dengan Triffin
Dillema.[4]
Secara
sederhana, Triffin Dillema
menggambarkan bagaimana besarnya pengaruh ketidakseimbangan transaksi
berjalan yang akan mengakibatkan besarnya volatilitas nilai tukar USD, dan
dalam jangka panjang beresiko dalam menurunkan nilai riil cadangan devisa
yang diletakkan dalam bentuk mata uang USD sebesar peningkatan defisit
external (transaksi berjalan) yang terjadi di Amerika Serikat sendiri. Salah
satu hal yang mampu memunculkan defisit transaksi berjalan adalah defisit
neraca perdagangan Amerika Serikat yang mengakibatkan aliran USD semakin
besar keluar dari Amerika Serikat, dengan kata lain akan mendorong
peningkatan likuiditas global. Sayangnya, dengan flexible exchange rate system
yang dianut oleh sebagian besar negara-negara di dunia, keadaan tersebut akan
mengakibatkan depresiasi USD terhadap mata-mata uang dunia lainnya. Di sisi
lain, hal ini juga akan mendorong penurunan tingkat kepercayaan terhadap USD
sebagai mata uang cadangan internasional dikarenakan adanya penurunan nilai
riil USD dibandingkan dengan emas sebagai base
money-nya (USD-gold parity).
Karenanya pemikiran
akan ketergantungan yang sangat besar pada satu (dan hanya pada beberapa)
mata uang utama sebagai mata uang cadangan dunia hendaknya diperkecil, atau
di diversifikasi. Hal ini dikarenakan ketergantungan yang besar dirasa tidak
hanya akan berakibat buruk pada sistem perekonomian dunia secara umum, berupa
polarisasi perekonomian, tapi juga risk
sharing yang juga terpolarisasi hanya di satu (dan beberapa) mata uang asal
penerbit mata uang tersebut. Sehingga dengan memasukkan CNY sebagai salah
satu komponen SDR, polarisasi perekonomian begitupun dengan risk sharing antar negara juga dapat
lebih berimbang dan ter-diversifikasi.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gambar 4.4 Nilai Net Ekspor 10 Negara Di Dunia
Tahun 1998 –
Tahun 2014
(Dalam Milyar USD)
Sumber ; WTO (2015)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ketiga, dari sisi tingkat suku bunga (interest parity).
Perlu diketahui bahwa SDR selain bertindak sebagai global reserve currency, juga
bertindak sebagai penentu tingkat pinjaman negara-negara di dunia, utamanya
terkait pinjaman yang melalui IMF. Karenanya, SDR selain memiliki tingkat
nilai tukar terhadap keseluruhan mata uang di dunia, juga memiliki tingkat
suku bunga (SDR interest rate).
Dimana tingkat nilai tukar dan tingkat
suku bunga akan ditentukan setiap minggu-nya sesuai dengan komposisi nilai
mata uang dari masing-masing mata uang yang tergabung dalam SDR.
Jika tingkat nilai tukar, terlebih dalam sistem flexible exchange rate yang saat ini
dianut oleh negara-negara dunia, maka tingkat nilai tukar akan mengikuti
pergerakan di pasar uang global. Sementara tingkat suku bunga akan ditentukan
oleh otoritas moneter di masing masing negara (utamanya oleh bank sentral di
masing-masing negara). Sayangnya, tingkat
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
suku bunga China yang relatif sangat tinggi
dibanding empat negara (atau kawasan) yang telah tergabung sebagai komponen
SDR bisa menjadi ganjalan bagi kemungkinan penggunaan CNY sebagai reserve currency.
Keempat, dari sisi historical
dan financial-political power.
Dari sisi sejarah, CNY ataupun China belum pernah
menjadi sosok sentral sebagai reserve
currency dunia ataupun berada di pusat sistem perekonomian dunia (lihat gambar 4.6, dibawah). Namun seiring dengan
|
Gambar 4.5. Perkembangan Tingkat
Suku Bunga
Dari Negara Utama Dunia
Sumber ; Bank Indonesia (2015)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
sistem
Bretton Wood (Bretton Wood-I dan Post-Bretton
Wood) yang dimulai dari semenjak 1949 dan dianut hingga saat ini, perlu
dilihat bahwa reserve currency yang
dipilih (selain harus bersifat accessible
dan desirable) juga merupakan mata
uang yang memiliki kecenderungan nilai riil yang tetap. Pada era Bretton Wood-I (periode 1949 hingga
1969) emas lah yang dijadikan sebagai reserve
currency dunia. Namun dengan alasan accessible,
dikarenakan berat emas yang sulit dipindahtangankan terlebih jika dilakukan
transaksi dalam jumlah yang besar, maka reserve
currency diganti menjadi USD. Alasan utamanya adalah kemudahan melakukan
transaksi, disamping itu juga dikarenakan saat itu lebih kurang sebesar dua
pertiga dari cadangan emas dunia dipegang oleh Amerika Serikat. Besarnya
cadangan emas Amerika Serikat sendiri merupakan dampak dari dominasi Amerika
Serikat dalam perekonomian dunia (dominasi terhadap total perdagangan dunia
sebanyak 14,09% dalam periode 1948
hingga 1968, dengan rata-rata surplus perdagangan sebesar 2,68 milyar USD per
tahun), disertai dengan rasio jumlah hutang Amerika Serikat dibanding dengan
cadangan emas (dalam gram) yang sama.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Gambar 4.6. Sejarah Perkembangan
Dominasi Mata Uang Internasional
Dalam Perkembangan Ekonomi Global
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Namun, seiring dengan perang Vietnam
di periode 1960-an yang menjadikan defisit anggaran dan perdagangan Amerika
Serikat semakin membesar, sehingga mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk
mencetak uang lebih banyak. Akibatnya USD mengalami depresiasi nilai,
begitupun dengan rasio hutang terhadap cadangan emas yang membesar, akibatnya
IMF mencoba membuat reserve currency
baru, menggantikan USD, yang dikenal dengan SDR (Bordo, 1991)[5],
dengan komposisi USD, GBP, JPY, DEM dan FRF (dua mata uang terakhir diganti
dengan EUR semenjak 1999). Pemilihan komponen mata uang tersebut didasarkan
pada besaran total perdagangan, besaran penggunaan mata uang negara-negara
tersebut di dunia, dan juga political
power mereka di IMF (sesuai dengan penyertaan modal di IMF).
Adapun besaran
komposisi voting dalam pengambilan
keputusan di IMF sendiri dapat dilihat pada tabel 4.3 (disamping).
Dari hal tersebut, dapat dilihat bahwa Amerika Serikat merupakan negara
terbesar yang memiliki peranan dalam pengambilan keputusan di IMF, termasuk
pengambilan keputusan terkait komposisi ataupun selanjutnya pada mata uang
yang termasuk dalam komponen SDR. Sebagai pertimbangan, perubahan komposisi
dari empat mata uang yang tergabung dalam SDR saat ini sendiri setidaknya
mesti disepakati oleh paling kurang oleh 85% hak voting yang tergabung dalam IMF (foreign policy, 16 Juni 2015).[6]
|
Tabel 4.3 Besaran Komposisi Voting
10
Negara Terbesar di IMF
Sumber: IMF (2015)[7]
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jika cara
pengambilan keputusan yang sama juga berlaku bagi pengambilan keputusan
terhadap penambahan CNY sebagai tambahan komponen yang tergabung dalam SDR.
Maka secara matematika sederhana, kalaupun semua negara yang tergabung dalam IMF
menyetujui keputusan tersebut, namun apabila Amerika Serikat sendiri tidak
menyetujui, maka usulan tersebut tentunya akan langsung mentah. Disamping
pengaruh dan hak voting Amerika
Serikat yang cukup besar dalam forum IMF, perlu diingat juga bahwa Amerika
Serikat juga memiliki hak veto dalam pengambilan keputusan di badan ini.
Tentu bukan suatu hal yang mudah bagi Amerika Serikat untuk menyetujui memasukkan
CNY dalam komponen SDR. Karena hal ini juga dapat diartikan dengan menurunkan
pengaruh mereka secara sukarela dalam sistem perekonomian, dan lebih lanjut
pada sistem politik dunia. Walau saat ini, government bonds (surat hutang Amerika Serikat) sendiri lebih
banyak dipegang oleh investor-investor dari China, tapi tentunya suatu lobi
ekonomi dan politik yang sangat kuat mutlak diperlukan oleh China untuk
mendorong Amerika Serikat setuju untuk menjadikan CNY sebagai salah satu
komponen SDR.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kesimpulan Kemungkinan CNY Sebagai Global
Currency Baru
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pada bulan Oktober 2011 sebelumnya, IMF Excecutive Board telah membuka diri
akan adanya kemungkinan perluasan mata uang yang tergabung dalam SDR.[8]
Dari dua faktor pendorong (yakni jumlah penggunaan mata uang dan besaran
pengarh perdagangan) serta dua faktor penghambat (yakni tingginya tingkat
suku bunga dan financial-political
power yang dimiliki), dimana keduanya relatif memiliki kekuatan yang
sama. Perhatian lebih perlu dialamatkan pada bagaimana bentuk hubungan
ekonomi dan politik China dan Amerika Serikat yang terlihat
“saling bermitra” sekaligus “saling sikut” satu sama lain.
Seperti diketahui, kedua negara saat ini
sedang getol-getolnya untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi di masing-masing
negara. Karenanya saat PBOC tiba-tiba melakukan devaluasi CNY terhadap USD
pada 12 Agustus 2015 dengan alasan
untuk menjaga stabilitas mata uangnya, disaat yang sama juga memberikan
sinyal pada currency war antara dua
negara tersebut. Dorongan akan apresiasi USD (sekaligus capital inflow ke Amerika Serikat) kemungkinan akan berdampak
pada tertundanya peningkatan The-Fed
untuk sementara waktu. Kemungkinan hal ini dilakukan demi mengurangi over-valued USD, seterusnya dalam
mengurangi competitive dis-advantage
bagi produk-produk ekspor Amerika Serikat akibat nilai USD yang “terasa lebih
mahal” dari sebelumnya. Suatu hal yang tentunya kurang disukai oleh Amerika
Serikat. Sebaliknya, mengingat besarnya pengaruh China terhadap perekonomian
Amerika Serikat. Dimana China merupakan sebagai mitra dagang utama Amerika
Serikat serta merupakan negara mitra
ekonomi terbesar Amerika Serikat saat ini, ditambah dengan catatan bahwa lebih
dari USD 1.6 triliun dolar (2013) hutang pemerintah
Amerika Serikat dimiliki oleh China, dan diperkirakan meningkat dalam 2 tahun
terakhir, maka bukan suatu hal yang mustahil bagi China untuk mendesak
Amerika Serikat dalam memilih CNY masuk sebagai bagian dari SDR.
Disamping itu,
bagi negara-negara lain, devaluasi CNY secara tiba-tiba yang dilakukan pada
12 Agustus 2015 selain memperlihatkan kuatnya posisi cadangan devisa China,[9]
juga memperlihatkan intervensi yang berlebihan PBOC dalam pasar keuangan.
Suatu hal yang kurang disukai, terlebih bila hanya untuk mementingkan
kepentingan dalam negeri China sendiri. Namun disisi lain, pertumbuhan
ekonomi China juga menghadirkan harapan akan membaiknya harga komoditas
dunia, tumbuhnya industri global dan pertumbuhan ekonomi dunia secara
keseluruhan.
Bagi China, isu menyeimbangkan global risk sharing dalam perekonomian dunia merupakan kunci
utama dalam meyakinkan Amerika Serikat dan negara-negara lain dalam mendorong
penggunaan CNY sebagai salah satu komponen SDR. Selain juga dapat ditambah
dengan gimmick bahwa hal ini bertujuan
untuk menciptakan daya beli dan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik bagi
bangsa-bangsa di dunia (Obstfeld,
1994).[10]
Sebagai jalan
tengah, agar pengaruh Amerika Serikat (dan USD) dalam perekonomian dunia
tidak berkurang drastis serta tingkat suku bunga IMF tetap terjaga dalam
nilai yang wajar, maka kemungkinan CNY masuk sebagai komponen SDR akan
memiliki syarat bahwa komposisi mata uang tersebut tidak terlalu besar dalam
SDR. Jika menunjuk suatu angka, maka
kemungkinan komposisi CNY dalam SDR juga akan bergerak di angka yang sama dengan voting
share yang dimiliki oleh China (lebih kurang di angka 5% hingga 10%). (FCP)
|
[4]
Penjelasan lebih lanjut terkait Triffin
Dillema dapat dilihat pada http://www.bis.org/review/r111005a.pdf
dan https://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2011/wp11190.pdf).
[5]
Dapat diakses pada http://www.nber.org/chapters/c6867.pdf
[7]
Dapat dilihat pada http://www.imf.org/external/np/sec/pr/2011/pdfs/quota_tbl.pdf
[8]
Dapat dilihat pada http://www.imf.org/external/np/exr/facts/sdr.htm
[9]
Walau diperkirakan telah menguras USD 40 miliar cadangan devisa negara China
sendiri.
[10]
Dapat diakses pada http://www.sfu.ca/~kkasa/obstfeld94.pdf
Tulisan ini sudah di publish di
- Update Ekonomi Makro Bank Panin Bulan Agustus 2015
- http://infobanknews.com/peluang-yuan-masuk-global-reserve-currency/
Comments