Skip to main content

Posts

Kurs Rupiah Hari Ini akan Diwarnai Aksi Profit Taking

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, pelaku pasar berpotensi melakukan ambil untung terhadap rupiah. Sebab, kurs rupiah kemarin mencatatkan kenaikan cukup tinggi. Kemarin, kurs spot rupiah menguat 2,2% menjadi Rp 14.095 per dollar Amerika Serikat (AS). Kurs tengah rupiah versi Bank Indonesia juga menguat 1,77% menjadi Rp 14.245 per dollar AS. Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menuturkan, pelaku pasar mulai optimistis ekonomi global bisa pulih. Alhasil, aset berisiko seperti rupiah kembali diburu. Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menambahkan, aliran dana asing juga masih mengalir ke dalam negeri. "Stabilnya harga minyak memberikan kepercayaan investor industri manufaktur global akan pulih," kata dia. Tapi karena aksi ambul untung, Fikri menilai hari ini rupiah akan terdepresiasi. Alwi menambahkan, pelaku pasar juga melakukan profit taking karena mengkhawatirkan demonstrasi di AS dan hubungan AS-China. Alwi menghitung, kurs rupiah akan berge...
Recent posts

Sentimen Suku Bunga bakal Kerek Harga SUN

JAKARTA, investor.id – Harga surat utang negara (SUN) sepanjang pekan ini diproyeksi naik, seiring dengan sentimen dalam negeri terkait rapat Bank Indonesia (BI) yang dikabarkan akan memotong suku bunga acuan. Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pertemuan yang akan dilakukan oleh BI akan membawa angin segar untuk pergerakan harga SUN pekan ini, meskipun dengan tingkat suku bunga yang sekarang sudah lebih dari cukup. “Pemotongan dapat dilanjutkan apabila situasi dan kondisi sudah lebih stabil untuk mendorong perekonomian,” kata dia kepada Investor Daily, Minggu (17/5).  Kemudian, dari sisi global, beberapa data ekonomi Amerika semisal new home sales diperkirakan turun, diikuti dengan MBA mortgage application. Selain itu, terdapat data ekonomi yang dicermati oleh para pelaku pasar, yakni GDP annualized QoQ yang kemungkinan juga turun. “Tidak berhenti sampai di situ, berikutnya data mengenai personal c...

Ekonom Pefindo: Penambahan volume utang di saat ini memang diperlukan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah melakukan penambahan volume pinjaman guna menambal pengeluaran masih dianggap masuk akal. Terlebih di tengah pandemi virus corona seperti saat ini. Seperti diketahui, pemerintah berniat melakukan penambahan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan SBN valuta asing (valas) senilai US$ 10 miliar - US$ 12 miliar. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan penambahan pinjaman dari development partners, baik bilateral dan multilateral sebesar US$ 6 miliar - US$ 8 miliar. Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana menilai, keputusan pemerintah untuk melakukan penambahan pada saat seperti ini merupakan keputusan yang masuk akal. Terlebih, penerimaan negara dapat dipastikan akan menurun, di saat yang sama pengeluaran pemerintah juga meningkat. Dengan adanya upsize pinjaman ini, pemerintah tentu tidak bisa menghindari beban bunga utang yang besar di masa depan. "Beban utang di masa depan pastinya akan meningkat seiring ...

Permintaan Diprediksi Membaik, Lelang Sukuk Selasa (5/5) Bakal Laris

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan yang masuk dalam lelang surat berharga syariah negara, Selasa (5/5/2020), diprediksi masih akan membaik meski investor asing masih cenderung wait and see. Pemerintah akan melelang lima seri surat berharga syariah negara (SBSN) dengan target indikatif Rp8 triliun. Seri sukuk negara yang akan dilelang yakni satu surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan empat project based sukuk (PBS) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020. Seri SPN-S yang akan ditawarkan yakni SPN-S 06112020 dengan tingkat imbalan diskonto. Sukuk itu memiliki periode jatuh tempo pada 6 November 2020. Selanjutnya, PBS-002 jatuh tempo pada 15 Januari 2022 dengan tingkat imbalan 5,45 persen, PBS-026 jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 dengan tingkat imbalan 6,625 persen. Kemudian, PBS-007 jatuh tempo pada 15 September 2040 dengan tingkat imbalan 9,00 persen, dan PBS-005 jatuh tempo pada 15 April 2043 dengan tingkat imbalan 6,75 persen. Kelima sukuk itu m...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...

Prediksi Kurs Rupiah: Level Baru Rupiah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek pemangkasan suku bunga ternyata tidak berdampak positif pada pergerakan rupiah. Kemarin, kurs rupiah di pasar spot melemah 4,53% ke Rp 15.913 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 3,21% ke Rp 15.712 per dollar AS. Analis Monex Investindo Futures Faisyal menuturkan, sesuai ekspektasi pelaku pasar, langkah BI menurunkan suku bunga 25 bps tidak berefek bagi rupiah. Ini sama seperti yang terjadi di Eropa. Meski bank sentral Eropa menambah stimulus, euro tetap terpukul. Pelaku pasar juga masih melihat perkembangan virus corona di Indonesia, di mana jumlah penderita terus bertambah. Head of Economics & Research Bank UOB Enrico Tanuwidjaja justru melihat upaya BI akan positif secara jangka panjang. Pelaku pasar banyak membeli dollar AS lantaran musim pembagian dividen dan pembayaran utang di luar negeri. Enrico percaya, efek swap pricing pasca penurunan Giro Wajib Minimum (GWM...

Yield SUN Tembus 8 Persen, Pasar Obligasi Butuh Lebih Banyak Pemanis

Bisnis.com,JAKARTA— Pemangkasan suku bunga acuan bank sentral belum menarik minat investor asing dan justru mengerek imbal hasil (yield ) Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun. Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menunjukkan, total porsi kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN) rupiah yang dapat diperdagangkan mencapai Rp975,37 triliun per 18 Maret 2020. Jumlah tersebut susut Rp86,49 triliun dan mencetak net sell dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2019. Secara detail, kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) senilai Rp943,23 triliun per 10 Maret 2020. Adapun, kepemilikan asing dalam surat berharga syariah negara (SBSN) tercatat senilai menjadi Rp32,14 triliun hingga 18 Maret 2020. Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pemangkasan suku bunga berdampak minim terhadap harga surat utang negara (SUN). Akibatnya, posisi yield SUN tenor 10 tahun akhirnya melewati 8 persen. Pada ...