Skip to main content

OVERVIEW MAKROEKONOMI DUNIA-JUNI 2015


UNITED STATES

Economic Growth
(Q1-2015)
:
2,7%
(yoy)
Yellen menegaskan kenaikan Fed Fund Rate akan terjadi dalam 2015 ini (theguardian, 17 Juni 2015). Ini didasari baiknya perkiraan indikator ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di angka 1,8%- 2,0% (yoy), tingkat pengangguran di angka 5,4% - 5,6%, dan inflasi yang berada di rentang 1% (yoy) hingga akhir tahun 2015. Namun, kemungkinan penundaan juga bisa terjadi jika melihat homeownership rate yang berada di angka 63,8% pada Q1-2015, merupakan nilai terendah sejak 2005.
CPI-Inflation
(Apr 2015)
:
-0,2%
(yoy)
Unemploymet Rate
(May 2015)
:
5,5%
Interest Rate
(June-2015)
:
0,25%
Dow Jones
(average, 16 May – 15 Jun ‘15)
:
18.055,8
EUROPEAN UNION (EU-18)
Economic Growth
(Q1-2015)
:
1,0%
(yoy)
Krisis Yunani masih menjadi perhatian utama di Eropa. Setelah terjadi kenaikan batas program pinjaman oleh ECB ke bank sentral Yunani (Greek Bank) pada 11 Juni, pada 18 Juni kembali dilakukan peningkatan pinjaman hingga mencapai EUR 84,1 miliar. Disisi lain, ECB mengingatkan Greek Bank untuk lebih berhati-hati dan mulai untuk melakukan pembayaran hutang mereka pada 1 Juli secara besar-besaran kepada IMF dan ECB.
CPI-Inflation
(May 2015)
:
0,3%
(yoy)
Unemploymet Rate
(Apr 2015)
:
11,1%
Interest Rate
(June-2015)
:
0,05%

Deutsche B.A.G DAX

(average, 16 May – 15 Jun ‘15)

:
11.451,6
CHINA
Economic Growth
(Q1-2015)
:
7,0%
(yoy)
Lemahnya pertumbuhan ekonomi masih dipicu lemahnya ekspor (turun 2,8% di bulan Mei) dan konsumsi domestik (CPI turun sebesar 0,3% - yoy, dibanding bulan April). Namun harapan masih terlihat dari sisi investasi yang pada bulan Mei mencatatkan nilai investasi dari luar negeri sebesar 57,3 miliar yuan atau sekitar USD 9,3 miliar (shanghaidaily, 18 Juni 2015). Dengan kata lain investasi di China meningkat sebesar 7,8% (yoy) pada bulan Mei 2015.
CPI-Inflation
(May 2015)
:
1,2%
(yoy)
Unemploymet Rate
(Q1-2015)
:
4,1%
Interest Rate
(June-2015)
:
5,10%

Shanghai S.E Composite (average, 16 May – 15 Jun ‘15)

:
4.935,6
JAPAN
Economic Growth
(Q1-2015)
:
1,0%
(yoy)
Bank of Japan (BOJ) tetap mempertahankan program stimulus dengan rencana penambahan base money sebesar JPY 80 triliun atau USD 650 miliar melalui aggressive asset purchase (reuters, 19 Juni 2015). Hal ini dilakukan demi menjauhkan ekonomi dari deflasi yang berkepanjangan dan mengejar tingkat inflasi menuju target 2% yang diharapkan akan tercapai dalam rentang April hingga September 2016.
CPI-Inflation
(Apr 2015)
:
0,6%
(yoy)
Unemploymet Rate
(Apr 2015)
:
3,3%
Interest Rate
(June-2015)
:
0,00%
Nikkei 225
(average, 16 May – 15 Jun ‘15)
:
19.847,6
AUSTRALIA
Economic Growth
(Q1-2015)
:
2,3%
(yoy)
Sepertinya booming sektor pertambangan tidak akan lama lagi akan kembali menghiasi tajuk perekonomian Australia. Dengan terdepresiasinya AUS-dollar terhadap mata uang utama dunia (khususnya USD dan CNY) dan ekspektasi akan berlanjutnya hal ini, maka diperkirakan akan mendorong ekspor LNG Australia, bahkan kemungkinan akan menyaingi Qatar (sebagai pengekspor LNG terbesar dunia).
CPI-Inflation
(Q1-2015)
:
1,3%
(yoy)
Unemploymet Rate
(May 2015)
:
6,0%
Interest Rate
(June-2015)
:
2,00%
S&P/ASX-200
(average, 16 May – 15 Jun ‘15)
:
5.624,7

COMMODITY
Oil – Brent Europe
(USD Per Barel,
average, 16 May – 15 Jun ‘15)
:
62,73
Turunnya cadangan minyak amerika mendorong kenaikan harga minyak bulan lalu. Namun ekspektasi kenaikan output, menahan laju kenaikan harga lebih lanjut.
Gold
(USD Per Troy Ounce,
average, 16 May – 15 Jun ‘15))
:
1191,6
Rencana kenaikan Fed Fund Rate mendorong kenaikan harga emas sebagai salah satu instrument safe heaven, hingga menyentuh harga USD 1200 di 18 Juni 2015.

Comments

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...