Skip to main content

Ekonomi Ke-pas-angan

Benar lah kiranya inti dari ilmu ekonomi adalah scarcity.
Mungkin tak ubahnya dengan pencarian pasangan yang memiiki suatu kriteria yang diinginkan dengan keterbatasan (scarcity) yang anda pribadi miliki.

Nah, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara anda mendapatkan pasangan sesuai kriteria anda, sehingga nantinya anda mendapatkan kesenangan maksimal saat bersamanya. Dalam bentuk apapun itu.

Dalam ilmu ekonomi, kesenangan maksimal ini bisa dikenal dengan maximum utility. Yang anda miliki adalah bentuk fisik, finansial, keturunan yang baik dan agama (dalam bahasa biasa; bibit, bebet, bobot). Atau dalam sisi mikroekonomi ini lah yang membentuk suatu indifference curve atau isocost anda.
Sementara kriteria pasangan (ataupun pasangan anda saat) ini adalah suatu bentuk kurva yang dikenal dengan utility curve atau isoquant.
Dengan mengasumsikan kita membagi horizon waktu anda, maka disini diasumsikan jika anda mendapatkan pasangan sepanjang persinggungan utility curve dengan indifference curve anda saat ini, maka anda mendapatkan pasangan sesuai dengan pribadi anda sekarang dan dengan tingkat kepuasan maksimal yang mungkin anda miliki saat ini.
 Namun terkadang anda akan mendapatkan pasangan tidak di titik sepanjang persinggungan indifference curve dengan utility anda, mungkin dibawah isocost atau malah diatas.
Masalahnya, jika persinggungan isocost dan isoquant anda berada di bawah titik maksimal indifference curve anda, maka dimungkinkan terjadi perselingkuhan atau pencarian pasangan lain. Dengan jika berlebih, maka kemungkinan  pasangan anda yang berlaku sebaliknya, kecuali anda mampu menyesuaikan isocost anda menjadi lebih baik di masa datang.

Penyesuaian isocost (atau indifference curve) ini yang disebut dengan ekspektasi masa depan. Karena memang tidak langsung bisa berubah secara langsung, namun akan bersifat gradual.

Sebelumnya, perlu diingat bahwa anda memiliki pilihan dalam menentukan pasangan anda. Inilah yang dikenal dengan preference relation. Artinya, anda harus menentukan pilihan anda (jika ada), antara si A; si B; si C, dan sebagainya. Dan anda harus menentukan anda lebih memilih siapa (kecuali dalam hal poligamy atau poliandry --> ini beda cerita).
Kembali lagi, pilihan ini tentunya disesuaikan dengan kriteria dan kemampuan anda.
Dalam teori kebijakan moneter, kriteria ini dikenal dengan Time Consistency, dan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan dikenal dengan Discretion.

Time Consistency bisa diibaratkan begini. Dalam memilih pasangan anda tentu mempunyai pokok kriteria.yang anda pilih terlebih dahulu, misalnya Agamanya, lalu keturunannya, sisi fisik, dan terakhir sisi finansialnya. Nah, jika anda tetap memegang urutannya sesuai diatas sepanjang waktu, maka kebijakan yang anda lakukan bersifat konsisten sepangjang waktu (Time Consistency). Namun jika urutannya berubah, maka akan dikenal dengan Time Inconsistency.

Sedangkan discretion dikenal dengan pergeseran var variabel dari masing-masing kriteria pokok anda tersebut. Misalnya, dari sisi finansial, awalnya anda menginginkan pasangan seperti dengan kekayaan mumpuni. Tapi seiring keadaan dan waktu, pasangan yang mungkin anda miliki hanya seorang biasa2 saja. Maka anda  menurunkan kriteria anda menjadi berfinanasial biasa-biasa saja, namun tetap dengan urutan Agamanya baik, keturunannya terjaga, Fisik bagus dan terakhir sisi finansial (yang menjadi biasa-biasa saja).


Sekian dulu,
Ke depan, ntar disambung lagi

(Btw, kasi komen donk)
Ilmu Aku kan masi Cetek, Kakak.....hehehehehehe


Thanks sebelumnya,

Markas (Jln.Kedondong)
12.23 AM
June,19th 2012

Comments

Astagaaa... sulit dimengerti bahasa ekonom ko eee...

Popular posts from this blog

Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997)_Review

Thomas M. Humphrey Fisher and Wicksell on the Quantity Theory (1997) Terdapatnya hubungan antara market price dengan money’s value in terms of goods Quantity Theory of Money Demand Fisher mecoba menjelaskan hubungan antara total quantity of money (M) dan jumlah total spending terhadap final goods and services yang diproduksi dalam perekonomian (yang dipengaruhi oleh tingat harga, P; dan aggregate output,Y). Sementara velocity of money (V) merupakan total spending (P×Y) dibagi quantity of money (M), atau; Saat money market berada di equilibrium (M = Md), menggunakan k sebagairepresentasi dari 1/V (constant); Fisher juga menjelaskan bahwa demand for money dipengaruhi oleh; 1) Oleh evel transaksi disebabkan oleh level of nominal income (PY) 2) Oleh institusi dalam perekonomian yang disebabkan oleh bagaimana masyarakat melakukan transaksi (yang akan mempengaruhi V, dan seterusnya, k) Fisher; public’s real demand for money terutama mengacu pada domestic price level Wicksell; non-monetary de...

test-test existing of philips curve in Indonesia

Philips Curve (berdasarkan Solikin, 2004) I.    p = m + g p e + d Ygap + ε     Keterangan;       p ;            inflasi actual p e ;          ekspektasi inflasi (menggunakan Hodrick-Prescot filter) Y gap ;    GDPriil gap (GDPriil – GDPriilexpected) 1.                 Full Sampel - Data Tahunan (1961-2010) Dependent Variable: CPIINF Method: Least Squares Date: 03/18/11   Time: 17:55 Sample: 1961 2010 Included observations: 50 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.   ...

Investor Takut, Penawaran di Lelang SUN Menciut

Bisnis.com, JAKARTA — Kekhawatiran investor terhadap penanganan penyebaran COVID-19 di Indonesia membuat jumlah penawaran yang masuk dalam lelang surat utang negara (SUN) kian menciut. Dalam lelang yang digelar hari ini, Selasa (14/4/2020), total penawaran yang masuk mencapai Rp27,65 triliun. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang tahun berjalan. Total nominal yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tersebut mencapai Rp16,88 triliun. Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengatakan angka penawaran yang rendah dalam lelang SUN hari ini disebabkan kekhawatiran investor terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Terlebih, berbagai upaya yang dilakukan belum membuat kurva penyebaran melandai. “Hal ini dikhawatirkan akan memperpanjang risiko perekonomian dan recovery Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (14/4/2020). Fikri menilai minimnya penawaran yang masuk dalam lelang SUN bukan disebabkan oleh risk appetite. Menurutnya, SUN semestikan r...