Asian'sLonely Heart
Satu hal yang menarik membaca majalah The Economist tertanggal 20 Agust 2011
memang saya baru membacanya tadi pagi, telat memang, itupun juga gara2 iseng nginstalnya di Henpon
ada yang lucu d salah satu artikelnya, "Asian's Lonely Hearth"
Kalo dibaca-baca dan sesuai judulnya, kira2 begini...
banyak manusia2 di Asia yang kesepian, dalam arti harfiah
Apakah itu mem"bujang" atau meng"gadis" melewati ambang batas pola primordial selama ini
Dalam bahasa gampang nya, mereka gak dapat bahkan gak mau menjalin hubungan ampe mereka udah cukup umur
Ini terjadi terutama di negara2 Asia yang tergolong berpendapatan tinggi, atau di negara2 dengan pendapatan perkapita penduduknya melebihi US$10000
negara-negara tersebut seperti Jepang, Taiwan, Singapura dan Hongkong
Jika tidak salah, sekitar 20% (bahkan lebih) dari wanita di negara2 tersebut yang berumur 30 tahun keatas tidak memiliki pendamping hidup (dalam bhs indonesia nya=suami)
Aneh, ya....
Dalam pemikiran saya (yang masih awam), kurang apalagi coba
Berduit, punya gawean, dan pastinya sudah cukup umur
Irrasional (menurut gw)
Kasus Indonesia; Pertumbuhan Demografi
Nah lihat kasus Indonesia
Angka fertilitas penduduk Indonesia berada di angka 2,59% pada tahun 2009
Jika dibandingkan dengan negara maju (developed countries) angka ini masih tercatat tinggi
Secara historis, tingkat fertilitas penduduk Indonesia berada di angka 6% di tahun 1971 menurun menjadi 5% di tahun 1980, 4% di tahun 1985, hingga mencapai titik terendah di tahun 2009.
Layaknya angka fertilitas penduduk yang semakin lama semakin berkurang
Angka pertumbuhan laju penduduk pun mencatatkan trend yang sama
Saat ini, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara periode observasi (yakni; 1971-1980, 1980-1990, 1990-2000, dan 2000-2005) mencatatkan angka 2.31% di tahun 1971-1980 dan terus menurun hingga berada di angka rata-rata 1,3% di periode 2000-2005 (BPS, 2010)
Merujuk pada struktur penduduk digambarkan dengan lebarnya bagian bawah piramida penduduk, yang berarti struktur penduduk lebih didominasi oleh penduduk muda (umur 0-14 tahun)
Seiring berjalannya waktu, struktur penduduk Indonesia cendrung semakin menggembung di tengah. Ini mengindikasikan bahwa penduduk Indonesia semakin didominasi oleh golongan muda (16-64 tahun), yang artinya lagi penduduk usia produktif di Indonesia semakin tumbuh dengan pesat dalam kurun waktu 1971-2000.
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 1961-2010 bergerak di sekitar angka 5-6% per tahun, walaupun terdapat deviasi yang cukup lebar antara tahun-tahun tersebut, terutama di saat krisis ekonomi (tahun 1998), yang terkoreksi cukup dalam. Walaupun begitu, selama 5 tahun terakhir (2005-2010) pertumbuhan ekonomi Indonesia telah berada pada angka yang stabil, yaitu di kisaran 5-6% per tahun dengan deviasi yang semakin mengecil.
Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran penduduk, yang diukur dari nilai pengeluaran per kapita per bulan selama periode 2000 hingga 2009, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengeluaran per kapita tiap bulannya, dari angka yang berkisar Rp. 100.000/bulan/kapita di tahun 2000 hingga mencapai angka Rp. 400.000/bulan/kapita di tahun 2009. Hal ini tentunya juga mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi telah menaikkan tingkat kesejahteraan penduduk rata-rata dari tahun ke tahun.
Penduduk Miskin, Pertumbuhan Kelas Menengah (Middle Class) dan Index Gini di Indonesia
Kelas menengah di Indonesia tumbuh secara pesat (sebesar 19,7%) di tahun 2010 jika dibandingkan dengan persentase penduduk kelas menengah di tahun 2006, dengan angka pertumbuhan terbesar tercatat di masyarakat yang berpendapatan $4 - $6 per hari. Adapun masyarakat berpendapatan rendah mengalami persentase yang menurun jika dibandingkan dengan jumlah populasi, menjadi 43,3% di tahun 2010. Sedangkan masyarakat berpendapatan tinggi ($2 per hari) hanya mengalami peningkatan sebesar 0,1%.
Sementara itu, index gini Indonesia masih berada di angka 30 hingga 37, artinya bahwa deviasi pendapatan masyarakat Indonesia dibanding nilai rata-rata pendapatan masyarakat masih berada di angka yang masih dapat “dimaklumi”. Walaupun begitu, selama periode 2000-2009 index gini malah memiliki indikasi untuk naik, atau dapat dinyatakan dengan ketimpangan yang semakin lebar antar kelompok pendapatan masyarakat, yang apabila dapat ditilik lebih lanjut, ini merupakan sinyal bagi pemegang kebijakan untuk lebih mengarahkan kebijakannya menjadi lebih pro terhadap rakyat miskin (pro-poor), seperti meningkatkan safety social net masyarakat agar ketimpangan pendapatan antar penduduk dapat lebih dikurangi.
Struktur Ketenagakerjaan Indonesia
Penduduk usia kerja pada Februari 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,76 juta orang dibandingkan Februari 2009 (atau dari 168,26 juta orang menjadi 171,02 juta orang). Pada Februari 2010, sekitar 67,83 persen dari seluruh penduduk usia kerja merupakan tenaga kerja aktif dalam kegiatan ekonomi dan disebut dengan angkatan kerja yang besarnya mencapai 116,00 juta orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 2,17 juta orang (1,91 persen) dibandingkan dengan keadaan Agustus 2009, ataupun meningkat sebesar 2,26 juta orang (2,00 persen) dibandingkan keadaan pada Februari 2009.
Sementara itu, sejak Februari 2009 hingga Februari 2010 TPAK mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen, yaitu dari 67,60 persen menjadi 67,83 persen. Peningkatan TPAK ini antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi nasional yang relatif membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap faktor-faktor produksi (terutama tenaga kerja) di Indonesia. Walaupun begitu, pertumbuhan tenaga kerja yang cukup tinggi kurang diimbangi oleh pertumbuhan lapangan kerja yang tercipta, sehingga menyebabkan tingkat kesempatan kerja menjadi menurun. Dengan kata lain, jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada.
Kita dapat menggaris bawahi bahwa seiring pertumbuhan PDB-riil Indonesia pada tahun 2010 yang mengalami peningkatan sebesar 6,1%, namun belum mampu menyerap tenaga kerja yang signifikan pada akhir tahun 2010, yakni hanya sebesar 3.337.104 orang dibanding Agustus 2009, angka penganggguran terbuka sendiri masih berada di angka 7,14%, atau hanya berkurang 0,27% dari tahun sebelumnya. Begitupun dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang hanya naik tipis dari angka 67,23% di akhir tahun 2009 menjadi 67.72% dari total penduduk di akhir tahun 2010. Terjadinya mismatch dan stickyness didalam pasar tenaga kerja mungkin merupakan suatu penjelasan kenapa hal ini terjadi.
Kesempatan atau Bencanakah Bagi Indonesia
Dilihat dari pertumbuhan manusia Indonesia yang cenderung bergerak di struktur masyarakat menengah-muda yang berkarakter konsumtif, berkeinginan untuk memiliki pendapatan yang cukup, serta diiringi dengan kemauan untuk maju (terutama dalam hal pendidikan).
Maka seharusnya kesempatan bagi masyarakat Indonesia di negara2 yang cenderung memiliki hambatan dalam pertumbuhan masyarakat-nya (seperti di negara2 Asian's Lonely Hearth), mengindikasikan bahwa inilah suatu kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk "menyosor" pekrejaan ke negara2 tersebut. Ini pun disyaratkan tentunya skill masyarakat Indonesia mesti ditingkatkan (setidaknya dengan memiliki kemampuan berbahasa Internasional).
Namun Patut diwaspadai bahwa, jika kita hanya memiliki masyarakat yang tumbuh dan berkembanga adalah masyarakat yang unskilled, bisa dipastikan bahwa pertumbuhan demografi yang terjadi di Indonesia hanya akan membebankan Negara (ataupun masyarakat lain disekitarnya).
Apapun itu, Ini lah Indonesia.
Perjuangan untuk kemajuan bangsa
Fikri.C.Permana
Candung, 31 Agustus 2011
Jam 00.05 WIB (Tepat dimalam Takbiran 1432 H)
Satu hal yang menarik membaca majalah The Economist tertanggal 20 Agust 2011
memang saya baru membacanya tadi pagi, telat memang, itupun juga gara2 iseng nginstalnya di Henpon
ada yang lucu d salah satu artikelnya, "Asian's Lonely Hearth"
Kalo dibaca-baca dan sesuai judulnya, kira2 begini...
banyak manusia2 di Asia yang kesepian, dalam arti harfiah
Apakah itu mem"bujang" atau meng"gadis" melewati ambang batas pola primordial selama ini
Dalam bahasa gampang nya, mereka gak dapat bahkan gak mau menjalin hubungan ampe mereka udah cukup umur
Ini terjadi terutama di negara2 Asia yang tergolong berpendapatan tinggi, atau di negara2 dengan pendapatan perkapita penduduknya melebihi US$10000
negara-negara tersebut seperti Jepang, Taiwan, Singapura dan Hongkong
Jika tidak salah, sekitar 20% (bahkan lebih) dari wanita di negara2 tersebut yang berumur 30 tahun keatas tidak memiliki pendamping hidup (dalam bhs indonesia nya=suami)
Aneh, ya....
Dalam pemikiran saya (yang masih awam), kurang apalagi coba
Berduit, punya gawean, dan pastinya sudah cukup umur
Irrasional (menurut gw)
Kasus Indonesia; Pertumbuhan Demografi
Nah lihat kasus Indonesia
Angka fertilitas penduduk Indonesia berada di angka 2,59% pada tahun 2009
Jika dibandingkan dengan negara maju (developed countries) angka ini masih tercatat tinggi
Secara historis, tingkat fertilitas penduduk Indonesia berada di angka 6% di tahun 1971 menurun menjadi 5% di tahun 1980, 4% di tahun 1985, hingga mencapai titik terendah di tahun 2009.
Layaknya angka fertilitas penduduk yang semakin lama semakin berkurang
Angka pertumbuhan laju penduduk pun mencatatkan trend yang sama
Saat ini, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara periode observasi (yakni; 1971-1980, 1980-1990, 1990-2000, dan 2000-2005) mencatatkan angka 2.31% di tahun 1971-1980 dan terus menurun hingga berada di angka rata-rata 1,3% di periode 2000-2005 (BPS, 2010)
Merujuk pada struktur penduduk digambarkan dengan lebarnya bagian bawah piramida penduduk, yang berarti struktur penduduk lebih didominasi oleh penduduk muda (umur 0-14 tahun)
Seiring berjalannya waktu, struktur penduduk Indonesia cendrung semakin menggembung di tengah. Ini mengindikasikan bahwa penduduk Indonesia semakin didominasi oleh golongan muda (16-64 tahun), yang artinya lagi penduduk usia produktif di Indonesia semakin tumbuh dengan pesat dalam kurun waktu 1971-2000.
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 1961-2010 bergerak di sekitar angka 5-6% per tahun, walaupun terdapat deviasi yang cukup lebar antara tahun-tahun tersebut, terutama di saat krisis ekonomi (tahun 1998), yang terkoreksi cukup dalam. Walaupun begitu, selama 5 tahun terakhir (2005-2010) pertumbuhan ekonomi Indonesia telah berada pada angka yang stabil, yaitu di kisaran 5-6% per tahun dengan deviasi yang semakin mengecil.
Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran penduduk, yang diukur dari nilai pengeluaran per kapita per bulan selama periode 2000 hingga 2009, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengeluaran per kapita tiap bulannya, dari angka yang berkisar Rp. 100.000/bulan/kapita di tahun 2000 hingga mencapai angka Rp. 400.000/bulan/kapita di tahun 2009. Hal ini tentunya juga mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi telah menaikkan tingkat kesejahteraan penduduk rata-rata dari tahun ke tahun.
Penduduk Miskin, Pertumbuhan Kelas Menengah (Middle Class) dan Index Gini di Indonesia
Kelas menengah di Indonesia tumbuh secara pesat (sebesar 19,7%) di tahun 2010 jika dibandingkan dengan persentase penduduk kelas menengah di tahun 2006, dengan angka pertumbuhan terbesar tercatat di masyarakat yang berpendapatan $4 - $6 per hari. Adapun masyarakat berpendapatan rendah mengalami persentase yang menurun jika dibandingkan dengan jumlah populasi, menjadi 43,3% di tahun 2010. Sedangkan masyarakat berpendapatan tinggi ($2 per hari) hanya mengalami peningkatan sebesar 0,1%.
Sementara itu, index gini Indonesia masih berada di angka 30 hingga 37, artinya bahwa deviasi pendapatan masyarakat Indonesia dibanding nilai rata-rata pendapatan masyarakat masih berada di angka yang masih dapat “dimaklumi”. Walaupun begitu, selama periode 2000-2009 index gini malah memiliki indikasi untuk naik, atau dapat dinyatakan dengan ketimpangan yang semakin lebar antar kelompok pendapatan masyarakat, yang apabila dapat ditilik lebih lanjut, ini merupakan sinyal bagi pemegang kebijakan untuk lebih mengarahkan kebijakannya menjadi lebih pro terhadap rakyat miskin (pro-poor), seperti meningkatkan safety social net masyarakat agar ketimpangan pendapatan antar penduduk dapat lebih dikurangi.
Struktur Ketenagakerjaan Indonesia
Penduduk usia kerja pada Februari 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,76 juta orang dibandingkan Februari 2009 (atau dari 168,26 juta orang menjadi 171,02 juta orang). Pada Februari 2010, sekitar 67,83 persen dari seluruh penduduk usia kerja merupakan tenaga kerja aktif dalam kegiatan ekonomi dan disebut dengan angkatan kerja yang besarnya mencapai 116,00 juta orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 2,17 juta orang (1,91 persen) dibandingkan dengan keadaan Agustus 2009, ataupun meningkat sebesar 2,26 juta orang (2,00 persen) dibandingkan keadaan pada Februari 2009.
Sementara itu, sejak Februari 2009 hingga Februari 2010 TPAK mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen, yaitu dari 67,60 persen menjadi 67,83 persen. Peningkatan TPAK ini antara lain disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi nasional yang relatif membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap faktor-faktor produksi (terutama tenaga kerja) di Indonesia. Walaupun begitu, pertumbuhan tenaga kerja yang cukup tinggi kurang diimbangi oleh pertumbuhan lapangan kerja yang tercipta, sehingga menyebabkan tingkat kesempatan kerja menjadi menurun. Dengan kata lain, jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja yang ada.
Kita dapat menggaris bawahi bahwa seiring pertumbuhan PDB-riil Indonesia pada tahun 2010 yang mengalami peningkatan sebesar 6,1%, namun belum mampu menyerap tenaga kerja yang signifikan pada akhir tahun 2010, yakni hanya sebesar 3.337.104 orang dibanding Agustus 2009, angka penganggguran terbuka sendiri masih berada di angka 7,14%, atau hanya berkurang 0,27% dari tahun sebelumnya. Begitupun dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang hanya naik tipis dari angka 67,23% di akhir tahun 2009 menjadi 67.72% dari total penduduk di akhir tahun 2010. Terjadinya mismatch dan stickyness didalam pasar tenaga kerja mungkin merupakan suatu penjelasan kenapa hal ini terjadi.
Kesempatan atau Bencanakah Bagi Indonesia
Dilihat dari pertumbuhan manusia Indonesia yang cenderung bergerak di struktur masyarakat menengah-muda yang berkarakter konsumtif, berkeinginan untuk memiliki pendapatan yang cukup, serta diiringi dengan kemauan untuk maju (terutama dalam hal pendidikan).
Maka seharusnya kesempatan bagi masyarakat Indonesia di negara2 yang cenderung memiliki hambatan dalam pertumbuhan masyarakat-nya (seperti di negara2 Asian's Lonely Hearth), mengindikasikan bahwa inilah suatu kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk "menyosor" pekrejaan ke negara2 tersebut. Ini pun disyaratkan tentunya skill masyarakat Indonesia mesti ditingkatkan (setidaknya dengan memiliki kemampuan berbahasa Internasional).
Namun Patut diwaspadai bahwa, jika kita hanya memiliki masyarakat yang tumbuh dan berkembanga adalah masyarakat yang unskilled, bisa dipastikan bahwa pertumbuhan demografi yang terjadi di Indonesia hanya akan membebankan Negara (ataupun masyarakat lain disekitarnya).
Apapun itu, Ini lah Indonesia.
Perjuangan untuk kemajuan bangsa
Fikri.C.Permana
Candung, 31 Agustus 2011
Jam 00.05 WIB (Tepat dimalam Takbiran 1432 H)
Comments