Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2020

Prediksi Kurs Rupiah: Level Baru Rupiah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek pemangkasan suku bunga ternyata tidak berdampak positif pada pergerakan rupiah. Kemarin, kurs rupiah di pasar spot melemah 4,53% ke Rp 15.913 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 3,21% ke Rp 15.712 per dollar AS. Analis Monex Investindo Futures Faisyal menuturkan, sesuai ekspektasi pelaku pasar, langkah BI menurunkan suku bunga 25 bps tidak berefek bagi rupiah. Ini sama seperti yang terjadi di Eropa. Meski bank sentral Eropa menambah stimulus, euro tetap terpukul. Pelaku pasar juga masih melihat perkembangan virus corona di Indonesia, di mana jumlah penderita terus bertambah. Head of Economics & Research Bank UOB Enrico Tanuwidjaja justru melihat upaya BI akan positif secara jangka panjang. Pelaku pasar banyak membeli dollar AS lantaran musim pembagian dividen dan pembayaran utang di luar negeri. Enrico percaya, efek swap pricing pasca penurunan Giro Wajib Minimum (GWM...

Yield SUN Tembus 8 Persen, Pasar Obligasi Butuh Lebih Banyak Pemanis

Bisnis.com,JAKARTA— Pemangkasan suku bunga acuan bank sentral belum menarik minat investor asing dan justru mengerek imbal hasil (yield ) Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun. Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menunjukkan, total porsi kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN) rupiah yang dapat diperdagangkan mencapai Rp975,37 triliun per 18 Maret 2020. Jumlah tersebut susut Rp86,49 triliun dan mencetak net sell dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2019. Secara detail, kepemilikan asing di surat utang negara (SUN) senilai Rp943,23 triliun per 10 Maret 2020. Adapun, kepemilikan asing dalam surat berharga syariah negara (SBSN) tercatat senilai menjadi Rp32,14 triliun hingga 18 Maret 2020. Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pemangkasan suku bunga berdampak minim terhadap harga surat utang negara (SUN). Akibatnya, posisi yield SUN tenor 10 tahun akhirnya melewati 8 persen. Pada ...

Risiko masih tinggi, CDS Indonesia berpotensi melanjutkan kenaikan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia semakin tinggi. Ini terlihat dari pergerakan credit default swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun yang sudah menyentuh level 207,76 sekaligus rekor tertinggi sejak 2016. Head of Research Pefindo Fikri C Permana menjelaskan, naiknya level CDS saat ini disebabkan meluasnya pandemi corona atau covid-19 secara nasional. Kondisi tersebut merupakan fenomena langka yang terjadi di Tanah Air, sehingga memberikan banyak dampak bagi pasar keuangan Tanah Air. "Ini menyebabkan berbagai spekulasi bergerak seiring dengan kekhawatiran tersebut," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3). Untuk itu, dia memperkirakan pegerakan CDS ke depan masih dalam tren kenaikan. Ditambah lagi, profil fundamental ekonomi Indonesia yang masih membukukan current account defisit dan national saving relatif rendah turut menjadi sentimen pendorong CDS masih akan menanjak. Di samping itu, investasi di hampir sem...

Pefindo Pangkas Target Emisi Obligasi

Bisnis.com, JAKARTA— PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memangkas proyeksi target mandat pemeringkatan surat utang pada tahun ini. Sejumlah pertimbangan menjadi penyebab perubahan target tersebut. Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan pada awal tahun lalu perseroan masih optimis rencana emisi pada 2020 ini akan mencapai Rp154,5 triliun. Namun, kini proyeksi itu diturunkan hingga 13 persen dari target awal. Menurutnya risiko penurunan tidak hanya berasal dari penyebaran virus corona atau Covid-19. Risiko juga datang dari perang dagang, perubahan rantai suplai global, pemintaan komoditas dan perang harga minyak. “[Dari dalam negeri] risiko penurunan pertumbuhan ekonomi domestik dan risiko cashflow perusahaan dalam negeri,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (15/3/2020). Akan tetapi, tambah Fikri, di saat yang bersamaan risiko tersebut juga dapat sedikit diredam dengan adanya beberapa stimulus antara lain insentif fiskal dan dorongan dari s...

Lelang SBSN Pekan Depan Masih akan Ramai Peminat

JAKARTA, investor.id - Head of Economy Research Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C Permana menilai, lelang SBSN yang akan dilakukan pemerintah pada pekan depan masih akan ramai peminat. “Kemungkinan oversubscribe sembilan kali, layaknya yang terjadi sejak awal tahun, masih akan sangat terbuka. Utamanya karena pilihan investasi bagi investor domestik, yang terbatas,” katanya. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan akan menggelar lelang pada 10 Maret dengan target indikatif Rp 7 triliun. Adapun sebanya empat seri Sukuk akan ditawarkan pada lelang kali ini. Sebanyak tiga seri merupakan reopening yang masing-masing jatuh tempo pada 15 Januari 2020, 15 Oktober 2024, dan 15 April 2043. Sedangkan satu seri lainnya merupakan new issuance, yang jatuh tempo pada 11 September 2020. Menurut Fikri, instrumen SUN masih akan menjadi pilihan bagi para investor, ditengah situasi pasar modal yang volatile. Dia menjelaskan bahwa se...